Di lokasi yang sama, seorang pria juga berterika histeris mengingat anaknya, Geby, juga turut menjadi korban tewas.
"Anakku mati, anakku entek. Anakku loro entek kabeh. (Anakku mati, anakku habis. Dua anakku habis)," katanya
"Aku tidak rela. Tak goleki (aku cari) sing nembak. Kudu digoleki (harus dicari)," ujarnya. Mereka menyalahkan petugas menembakkan gas air mata sehingga menyebabkan tragedi ini.
Hingga saat ini, keluarga korban terus berdatangan ke rumah sakit untuk mengidentifikasi kerabatnya.
Bupati Malang M. Sanusi meminta masyarakat tidak panik dan tetap tenang karena petugas sedang mendata dan mengurus korban.
"Semua kebutuhan penangangan korban akan ditanggung Pemkab Malang, tidak melihat KTP dan asal," ujar
(Dilansir dari Kompas.id. Penulis: Dahlia Irawati, Defri Werdiono/Editor: Siwi Yunita Cahyaningrum)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.