Tujuan dari tes itu adalah untuk mengetahui emosi atau temperamen seseorang. Carvalhaes memadukan tes menggambar itu dengan sesi wawancara.
Baca juga: 3 Sosok Juara Piala Dunia sebagai Pemain dan Pelatih
Tes menggambar dan wawancara itulah yang membuat Pele nyaris tidak bermain di Piala Dunia 1958. Sebab, hasil tes menyatakan bahwa Pele masih kekanak-kanakan.
"Pele jelas kekanak-kanakan. Dia tidak memiliki semangat juang yang dibutuhkan," demikian pernyataan dalam laporan Joao Carvalhaes, sebagaimana dikutip dari laman FIFA.
"Dia terlalu muda untuk merasakan agresi dan merespons dengan kekuatan yang sesuai. Selain itu, dia tidak memiliki rasa tanggung jawab yang diperlukan untuk permainan tim."
Bukan hanya Pele, Joao Carvalhaes kala itu juga menyarankan agar Garrincha tidak dimainkan.
Pelatih Brasil saat itu, Vicente Feola, menghormati saran Joao Carvalhaes. Namun, Feola tetap memasukkan Pele dan Garrincha ke skuadnya. Hal itu dituliskan Pele dalam otobiografinya.
"Untungnya bagi saya dan Garrinchan, Feola selalu dipandu oleh instingnya," kata Pele.
"Dia hanya mengangguk serius pada psikolog dan berkata, 'Anda mungkin benar. Masalahnya, Anda tidak tahu apa-apa tentang sepak bola. Jika lutut Pele sudah siap, dia akan bermain'."
Keputusan Feola pun berbuah manis. Pele berhasil mengantarkan Brasil meraih Piala Dunia pertama sejak partisipasi Selecao di edisi pertama pada 1930.
Bakat Pele juga menyita perhatian berbagai pelaku sepak bola termasuk legenda Barcelona dan mantan pemain timnas Belanda Johan Cruyff memuji Pele.
Johann Cruyff menyebut Pele sebagai "satu-satunya pemain yang melampaui batas logika".
Sementara itu, bakat Pele di usia 17 tahun juga menyita perhatian Paolo Amaral yang merupakan pelatih kebugaran Brasil pada tahun 1958.
"Dia bisa menembak dengan kaki kiri dan kanannya, dia memiliki visi sedemikian rupa sehingga ketika dia mendapatkan bola, dia sudah tahu apa yang akan dia lakukan. Dia luar biasa," kata Paolo Amaral.
Pujian juga diberikan oleh mantan winger Wales, Cliff Jones, di Piala Dunia 1958. Dia menyebut Pele istimewa dan pemain terhebat yang pernah ia lihat.
"Kami tidak tahu apa-apa tentang Pele. Yang kami fokuskan adalah Garrincha dan Didi. Anak muda 17 tahun ini siapa? Setengah jam pertandingan, kami tahu anak ini sangat istimewa," kata dia.