Gol ketiga Barca ke gawang Napoli di laga leg kedua playoff Liga Europa 25 Februari silam juga bermula dari sebuah kombinasi menyusul situasi tendangan penjuru.
Xavi jelas paham betul soal makna penting set-piece dalam sebuah laga, mengingat dirinya ada dalam tim Barca asuhan Luis Enrique pada periode 2014-2017.
Sewaktu membesut Barcelona, skema bola mati mendapatkan perhatian besar oleh Luis Enrique.
Barcelona besutan Luis Enrique punya pelatih sendiri yang mengurusi detail seputar set-piece, baik dalam situasi ofensif atau defensif. Dia adalah Juan Carlos Unzue.
Kemiripan lain pasukan Xavi dengan Barca di era Luis Enrique adalah kemampuan menyakiti lawan lewat bola-bola panjang dan transisi cepat.
Baca juga: Moncer Bersama Barcelona, Akankah Ousmane Dembele Bertahan?
Kecermatan Pedri melepas bola jauh ke sisi sayap kanan meloloskan Ousmane Dembele yang kemudian mencetak assist buat pencetak gol ketiga Barcelona ke gawang Athletic Bilbao, Luuk de Jong.
Skema bola panjang juga mengawali sepasang gol pembuka Barcelona kala menang 4-2 di kandang Napoli.
Kala masih aktif bermain, Xavi memang dikenal sebagai dirigen orkestra tiki-taka Barcelona. Namun, Xavi menyebut bahwa serangan balik atau transisi cepat juga bagian dari DNA Barca.
“Real Madrid merepotkan kami dengan serangan balik dalam suatu laga dan kami berhasil mengalahkan Napoli lewat cara itu,” kata Xavi.
“Ini juga bagian dari DNA kami. Saya ingat Hristo Stoichkov mencetak gol menembus garis pertahanan tinggi, begitu juga David Villa dan Thierry Henry. Inilah sepak bola, ruang digunakan,” ucap Xavi menjelaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.