Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Juara Tanpa Mahkota, Jejak Indonesia di Piala AFF dari Masa ke Masa

Kompas.com - 01/01/2022, 22:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Vietnam yang pernah dua kali menjuarai AFF pun baru tiga kali melaju ke babak final. Piala AFF mereka petik pada 2008 dan 2018. Justru saat menjadi tuan rumah pada 1998 mereka gagal menjadi juara sekalipun melaju ke final, ketika sistem final AFF masih pertandingan tunggal.

Baca juga: Sejarah dan Daftar Juara Piala AFF

Secara total poin—dari poin kemenangan, seri, dan kalah—selama 13 kali Piala AFF digelar dari masa ke masa, Indonesia ada di peringkat ketiga dari 11 tim nasional yang pernah menyepak bola di ajang dua tahunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini. Di atas Indonesia adalah Thailand dan Vietnam.

Tak selalu kalah dari Thailand

Sepanjang pertemuan Indonesia dan Thailand di Piala AFF, terutama selepas fase grup, Indonesia sejatinya tak selalu kalah dari Thailand. Kalaupun bertemu di final dan Thailand yang jadi juara, sebagian di antaranya karena selisih gol semata.

Pada Piala AFF 1998, misalnya, Indonesia menempati peringkat ketiga setelah menundukkan Thailand lewat penalti. Sebelumnya, Laga penuh waktu dan perpanjangan memberikan skor 3-3 bagi kedua tim, dalam sistem masih berupa pertandingan tunggal. Penalti memberikan kemenangan 5-4 bagi Indonesia.

Baca juga: 5 Fakta Membanggakan Timnas Indonesia di Piala AFF 2020

Gelar juara Piala AFF terakhir Thailand sebelum AFF 2020, yaitu pada AFF 2016, pun didapat lewat selisih gol atas Indonesia, dengan skor 1-2 dan 2-0 di dua leg pertandingan final pada saat itu.

AFF 2020

Di AFF 2020, Timnas Indonesia yang sempat dipandang sebelah mata karena sepenuhnya diisi pemain muda, tak pernah mencatatkan kekalahan hingga babak semifinal. Kalau enggak menang ya seri saja, baik di fase grup maupun semifinal. 

Berhadapan dengan Thailand yang membukukan poin sempurna di fase grup dan semifinal tanpa satu kali pun kalah, penampilan Timnas Indonesia di leg 1 final AFF 2020 memang cukup bikin ngilu, dibabat empat gol tanpa balas.

Baca juga: Thailand Vs Indonesia, Pesan STY kepada Arhan dkk Jelang Leg 2 Final Piala AFF

Namun, penampilan Tim Garuda di leg 2 menghadapi Tim Gajah Putih patut bikin bangga. Ini terutama bila melihat data statistik dan jam terbang pemain dari kedua tim.

Lebih dulu melesakkan bola ke gawang Thailand, Indonesia mendominasi penguasaan bola dan lapangan lawan sepanjang paruh pertama waktu pertandingan. Sejumlah peluang bagus juga layak dicatat.

Ketinggalan 1-2 begitu paruh kedua berlangsung—termasuk insiden gol bunuh diri Asnawi di posisi yang memang sulit dihindari—anak-anak muda yang mengawaki Timnas Indonesia tak patah begitu saja.

Baca juga: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Diminati Klub Asia dan Eropa Setelah Ajang Piala AFF 2020

Terbukti, Egy Maulana Vikri menjebol gawang Thailand lewat tembakan dari sudut jauh kotak penalti ke sisi kiri gawang Timnas Gajah Putih dan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Perlawanan ngotot dipertunjukkan hingga peluit panjang mengakhiri pertandingan, meski statistik akhir menunjukkan permainan ada dalam kendali Thailand.

Tantangan sesungguhnya

Gelar juara tanpa mahkota masih harus ditelan Indonesia dari Piala AFF 2020. Bedanya, komposisi tim kali ini yang sepenuhnya adalah anak-anak muda patut dilihat sebagai titik baru harapan bagi sepak bola Indonesia.

Bila pola pelatihan dan mental petarung anak-anak muda ini bisa terus dikelola dan menjadi role model bagi sistem pembinaan dan kompetisi sepak bola di dalam negeri, bukan tidak mungkin pada suatu masa sepak bola pun akan mengumandangkan Indonesia Raya di arena kompetisi regional dan internasional.

Baca juga: Potensi U23 Thailand Terungkap, Tantangan Indonesia Tak Berhenti di Piala AFF 2020

Bukan waktunya meratap, kali ini. Waktunya untuk bangkit dan melanjutkan fase “asah pedang” dan penggodokan di kawah candradimuka.

Perbaiki kompetisi di dalam negeri dan sistem pembinaan atlet. Perbanyak peluang berlaga di kompetisi papan atas bagi anak-anak muda. Ini tantangan sesungguhnya dari akhir Piala AFF 2020.

Terima kasih, garuda-garuda muda! Lanjutkan tempaan dan perjuangan!

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com