Kegemilangan Indonesia berlanjut dalam Asian Games 1958, dalam ajang tersebut, medali perunggu cabang olahraga sepak bola bisa dibawa pulang timnas Indonesia.
Menangis karena pemain terlibat suap
Setelah pencapaian tersebut, Indonesia pun menargetkan medali emas dalam Asian Games 1962. Indonesia sangat percaya diri dengan target tersebut. Selain karena memiliki materi pemain berkualitas, Asian Games 1962 pun akan digelar di Jakarta.
Sayangnya, target gagal dicapai, tampil di hadapan pendukung sendiri Indonesia malah tampil tanpa gairah. Jangankan untuk meraih medali emas, kiprah Indonesia sudah rontok di fase grup.
Kegagalan Indonesia di Asian Games 1962 disebut-sebut disebabkan adanya kasus suap yang melibatkan sejumlah pemain saat itu. Pada kemudian hari, tragedi kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia pun dikenal dengan nama "Skandal Senayan 1962".
Baca juga: Timnas Indonesia Tenggelam di Bawah Bayang-bayang Vietnam
Peristiwa tersebut terjadi saat timnas Indonesia tengah melakukan persiapan sebelum tampil dalam Asian Games 1962. Usut punya usut, keterlibatan para pemain dalam kasus suap tersebut dilatarbelakangi faktor ekonomi. Pada saat itu, penghasilan dari bermain sepak bola tidak sebesar sekarang.
Perasaan Pogacnik tentu hancur tidak keruan mendengar kabar pemainnya terlibat dalam skandal suap. Menurut sejumlah laporan, Pogacnik sampai menangis ketika menjenguk para pemainnya yang terlibat skandal suap itu di penjara.
Skandal suap 1962 membuat Pogacnik tak lagi memiliki gairah untuk melatih timnas Indonesia. Usai Asian Games 1962, Pogacnik sempat mengajukan mundur. Akan tetapi, tidak disetujui oleh Presiden Soekarno.
Akan tetapi, setahun kemudian, Pogacnik benar-benar mundur karena mengalami masalah di bagian lututnya.
Pogacnik pun meninggal dunia pada Mei 1978. Jasa-jasa Pogacnik dalam mengangkat prestasi timnas Indonesia memang layak mendapatkan penghargaan. Meski demikian, satu hal yang agak disesali adalah Pogacnik belum sempat merumuskan pola permainan yang cocok bagi sepak bola Indonesia.
Meski begitu, dalam buku Sepak Bola Indonesia diceritakan bahwa pada satu kesempatan Pogacnik pernah berpendapat mengenai pandangannya soal sepak bola Indonesia.
Saat itu, Pogacnik amat menekankan soal proses pembinaan hingga kecakapan pelatih yang harus bisa memanfaatkan potensi pemain Indonesia yang rata-rata memiliki kelincahan dan unggul dalam start pendek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.