KOMPAS.com - Makanan ibarat sebuah ladang ranjau bagi seorang pesepak bola. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang ahli untuk bisa mengidentifikasi asupan berbahaya dan yang menguntungkan bagi performa pemain di lapangan.
Artikel LaLiga: Invisible Training kali ini akan menyelam ke dapur tim-tim Liga Spanyol dan melihat apa saja makanan yang tak menguntungkan bagi seorang pemain.
Namun, jangan salah, terkadang makanan yang terlihat penuh karbohidrat seperti pizza pun ternyata juga bisa disiapkan dengan cara sehat.
LaLiga: Invisible Training merupakan serangkaian artikel yang mengulik berbagai sudut pandang menarik di balik layar klub-klub Liga Spanyol.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Melihat Diet Pesepak Bola di Spanyol
Serial ini kami hadirkan kepada pembaca sebagai hasil kerja sama eksklusif Kompas.com serta BolaSport.com dengan LaLiga, penyelenggara kompetisi profesional di Spanyol.
“Pada saat saya mulai bekerja di sini, menambahkan nasi merah dianggap sangat aneh. Menolak asupan gula para pemain? Mereka pikir saya gila. Perubahan telah semakin brutal,” kenang Hector Uso, ahli nutrisi Villarreal yang telah bekerja di Liga Spanyol sejak 2002.
“Ada pendapat yang telah usang di sepak bola. Bahwa Anda dapat melakukan apapun setelah laga apabila telah memerhatikan diri sendiri sepanjang pekan," ujar ahli nutrisi Real Betis, Giuseppe Ricciardi.
"Tuntutan di sepak bola semakin tinggi saat ini. Kami tidak memperbolehkan mereka 'hadiah; seperti itu lagi,” jelasnya lagi.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Pentingnya Nutrisi bagi Klub Liga Spanyol
Banyak restoran di kota-kota besar di penjuru Spanyol yang masih hidup dari ketenaran kunjungan makan malam tim sepak bola yang konstan terjadi pada masa lampau.
Kendati begitu, masih ada ruang fleksibel untuk diet para pemain.
“Saya tidak mengatakan bahwa mereka harus melakukan diet ketat. Kuncinya, menurut saya, adalah mengedukasi mereka tanpa larangan atau batasan,” tutur Aurora Cid mengenai metoda yang ia terapkan di SD Eibar.
"Namun, para pemain harus tahu apa yang benar pada waktunya."
“Bagi saya, alkohol sangat dilarang karena tidak memiliki nutrisi apapun. Saya pun bukan penggemar minuman bersoda. Meski begitu, salah satu kesalahan yang kami para ahli nutrisi lakukan adalah membatasi diri sendiri tentang apa yang benar menurut sains," timpal Hector Uso.
"Setelah pertandingan, Kami harus berurusan dengan kondisi emosional spesifik,” ujar Uso lagi.
“Bahkan, terhitung sulit untuk mengembalikan ‘fokus’ semua pemain ke pemulihan setelah babak pertama berakhir, tergantung hasil dan bagaimana mereka bermain."