“Emosi membantu pemulihan, di mana emosi berinteraksi dengan mikrobiota para pemain, yang pada akhirnya menjadi sumber rangsangan saraf pemulihan," tambah Uso lagi.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Studi Metabolisme dan Uji Genetik demi Patahkan Mitos Berat Badan
Uso mengungkapkan sesuatu yang mungkin asing bagi pecinta sepak bola di Tanah Air tetapi menjadi hal lumrah bagi orang Eropa yang makanan utama mereka bukanlah nasi putih.
"Saya akan jatuh secara emosional apabila diminta makan nasi setelah pertandingan walau saya telah makan nasi putih setiap hari selama seminggu. Anda tidak akan mencapai pemulihan nutrisi,” ujar Uso.
Hal tersebut menjelaskan foto yang kerap Anda lihat di ruang ganti setelah pertandingan dengan boks piza tersebar di mana-mana.
Namun, apakah pizza bisa menjadi bagian dari diet pesepak bola?
“Di saat mengerahkan seluruh tenaga fisik, terkadang Anda tidak merasa lapar. Sehingga Anda perlu memilih makanan yang memancing selera para pemain," tutur Aurora Cid.
"Sebuah pizza dapat memberikan karbohidrat serta protein dan, dengan bahan yang sesuai, tidak ada alasan makanan tersebut menimbulkan masalah."
"Anda tidak perlu merendahkan pizza atau burger, kecuali yang berasal dari makanan cepat saji,” jelas CID.
Membuat langkah besar di usia 32 tahun, Ricciardi akan memulai musim kelimanya sebagai ahli nutrisi Real Betis.
Seperti orang Italia lainnya, hubungan Giuseppe Ricciardi dengan budaya pizza sangat intens dan pribadi.
Baca juga: LaLiga Invisible Training: Logistik Nutrisi bagi Klub Liga Spanyol
Faktanya, secara berlawanan, Ia langsung dikenal sebagai orang Italia yang menghilangkan pizza dari skuad Betis.
“Hal tersebut dilakukan karena, bagi saya, pizza adalah makanan mewah. Proses di balik pembuatannya adalah bentuk seni," ujarnya.
"Misal, adonan harus dibiarkan mengembang selama 24 jam atau lebih. Saya tidak melihat standar tersebut di sini, sehingga saya memutuskan untuk meninggalkannya karena tidak bisa menjamin pemulihan yang diinginkan,” jelasnya menyembunyikan senyum, sembari mengakui bahwa tidak ada diet yang sempurna.
"Ada pemain yang merasa lebih baik dengan satu jenis makanan atau lainnya," tuturnya.
"Dalam diet yang sempurna, Anda akan makan gandum untuk sarapan. Akan tetapi, ada pemain yang tidak tampil sama di lapangan tanpa roti panggang dan kopi. Mereka membutuhkan pemulihan dan itu adalah penghargaan ataupun rutinitas," tutur ahli nutrisi asal Italia itu mengakui.
Ini adalah masalah umum yang mempengaruhi setiap orang pada satu waktu atau lainnya ketika mereka sedang diet dan yang juga mempengaruhi atlet papan atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.