Maung Bandung bahkan sempat menelan 12 kekalahan beruntun yang membuat mereka terlempar ke posisi juru kunci.
Tak puas dengan pencapaian tersebut, manajemen Persib kemudian memecat Marek, sebelum putaran pertama berakhir. Pada jendela transfer paruh musim, giliran Orlinski, Dolega, dan Mucharski yang terdepak dari skuad.
Sebagai gantinya, pengurus Persib menunjuk pelatih asal Chile bernama Juan Antonio Paez untuk menggantikan posisi Marek.
Baca juga: Siapa Pemain Asing Persib Pertama yang Cetak Hattrick?
Sementara pos yang ditinggalkan oleh tiga pemain Polandia itu digantikan oleh trio pemain asing asal Chile; Alejandro Tobar, Claudio Lizama dan Rodrigo Lemunao (kemudian dicoret dan digantikan ole Rodrigo Sanhueza).
Perombakan tersebut memang memberikan dampak positif bagi performa Persib.
Lambat laun, Maung Bandung bangkit dan mampu meninggalkan posisi juru kunci. Kendati demikian, bayang-bayang degradasi belum sepenuhnya lepas.
Pada akhir kompetisi Persib hanya mampu menduduki posisi ke-16 dengan 45 poin dari 38 laga.
Setidaknya, Persib bisa bernafas lega karena asa untuk bertahan di divisi utama masih ada melalui babak playoff promosi dan degradasi.
Persib tampil trengginas pada babak playoff yang diselenggarakan di Solo.
Maung Bandung berhasil mencatatkan dua kemenangan atas Persela Lamongan dan PSIM Mataram.
Pada laga pamungkas, mereka bermain imbang 4-4 dengan Perseden Denpasar.
Hasil tujuh poin sudah cukup membuat Persib bertahan di kompetisi divisi utama Liga Indonesia.
Kesempatan kedua
Setelah nestapa yang terjadi pada 2003, performa Persib pada musim-musim berikutnya terbilang stabil.
Meski belum mampu meraih gelar juara, setidaknya tim beralias Pangeran Biru itu mampu bersaing di papan atas.
Hingga pada Liga Indonesia musim 2006, performa Persib kembali mengalami turbulensi parah. Seperti mengalami dejavu, Maung Bandung kembali terseok-seok dalam perjalanannya mengarungi kompetisi.