KOMPAS.com - Harga pasar Liverpool masih kalah jauh dari klub yang mereka kalahkan di final Liga Champions musim lalu, Tottenham Hotspur. Hal ini tercermin dalam penelitian pakar keuangan sepak bola, Kieran Maguire, dari University of Liverpool Management School.
Tottenham berhasil mengungguli Manchester City dan mengambil tempat utama dari semua tim Premier League.
Sementara, Liverpool berada di peringkat keempat di belakang Manchester United.
Kendati menjadi finalis Liga Champions dalam dua musim terakhir dan menjadi juara kompetisi terwahid Eropa tersebut musim lalu, harga pasar Liverpool masih setengah Tottenham.
Baca juga: RB Depok FC, Menolak Disebut Halu dan Dibayang-bayangi Denda Maksimal 2 Miliar Rupiah
Liverpool ditaksir memiliki harga pasar 1,5 miliar pound sementara lawan mereka di final Liga Champions musim lalu, Tottenham, memiliki harga pasar 2,56 miliar pound.
Namun, penilaian harga pasar ini tidak memasukkan hasil klub di final Liga Champions karena laporan keuangan klub hanya mencakup sampai 31 Mei, dua hari sebelum final di Wanda Metropolitano.
Kedua klub Manchester, Manchester United (2,08 miliar pound) dan Manchester City (2,186 miliar pound) juga jauh mengungguli The Reds.
Baca juga: Newcastle Siap Jadikan Pochettino Pelatih Kedua Termahal Liga Inggris
"Nilai pasar Liverpool meningkat pada 2018-2019. Akan tetapi, angka-angka ini tidak mencerminkan klub memenangi Liga Champions pada 2 Juni 2019 tetapi hanya sampai 31 Mei," tutur Maguire kepada Liverpool Echo.
Ia pun mengutarakan kalau pandemi virus corona membuat Liverpool kehilangan nilai pasar mereka karena bonus-bonus yang belum turun akibat pemberhentian kompetisi.
"Jika bukan karena Covid-19, klub akan mengalami peningkatan nilai pasar besar karena bonus Liga Champions, kesuksesan di Piala Dunia Antarklub, dan hampir pasti menjadi juara Liga Inggris," tuturnya.
Penelitian Kieran Maguire ini berdasarkan laporan keuangan yang diberikan setiap klub Liga Inggris.
Ia menentukan harga pasar berdasarkan angka pemasukan, keuntungan-ketuntungan, biaya tak berulang, rataan profit dari penjualan pemain dalam periode tiga tahun, aset bersih, gaji pemain, dan proporsi kursi penonton yang terjual.
Maguire mengungkapkan kalau Spurs bisa menjadi klub dengan harga pasar terbesar di Liga Inggris karena dapat menembus final Liga Champions dan finish konsisten di empat besar Premier League walau memiliki bujet 100-150 juta pound lebih kecil ketimbang klub-klub Big Six lainnya.
Baca juga: Tim Buntut Liga Inggris Pertahankan Alasan Rumahkan Pegawai
"Alhasil, mereka mencatatkan profit lebih dan ini tercermin di angka penilaian akhir. Spurs bisa mengontrol gaji pemain mereka dan merengkuh untung di bursa transfer sehingga mereka berdiri sendiri di banding klub-klub rival," tuturnya.
Spurs membelanjakan 39 persen pemasukan per tahun mereka untuk membayar gaji pemain, rasio terendah di Premier League.
Sebagai eprbandingan, Leicester City menghabiskan 84 persen pemasukan untuk membayar para personel mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.