TOKYO, KOMPAS.com - Perhelatan Maraton Tokyo 2020 tak semeriah seperti setahun silam.
Merebaknya virus corona di Jepang membuat penyelenggara mengeluarkan kebijakan pembatasan-pembatasan.
Laman kyodonews.net, hari ini, menulis, kebijakan itu antara lain membatasi jumlah pelari hanya 200 orang.
Baca juga: Tokyo Marathon 2020 Hanya Diikuti 200 Peserta, Ini Alasannya
Jumlah itu sudah termasuk atlet dengan kursi roda.
Para atlet itu harus memenuhi syarat pernah meraih prestasi olahraga lari.
Lazimnya, sebagaimana setahun silam, Maraton Tokyo atau Tokyo Marathon diikuti oleh 38.000 peserta.
Para peserta berasal dari kategori umum.
Mereka mendapatkan kesempatan berlari dari undian yang dilaksanakan panitia.
Bermasker
Tak cuma itu, penyelenggara juga membatasi jumlah penonton langsung.
Pada perhelatan setahun silam ada 690.000 penonton menyaksikan di seluruh lintasan lari, sebagian Kota Tokyo.
Saat ini, hanya ada sekitar 72.000 penonton langsung.
"Mereka pun mengenakan masker selama perlombaan berlangsung," tulis media itu.
Rekor
Maraton Tokyo akhirnya menobatkan juara pertama pria kepada atlet maraton asal Ethiopia, Birhanu Legese.