KOMPAS.com - Pemain timnas Indonesia Putri U16, Jasmine Sefia Wayne, harus merelakan pendidikannya sementara waktu.
Gelandang Arema Putri itu terpaksa menyudahi sekolah menengah pertamanya karena nilai raportnya kosong.
Melalui akun Instagram pribadinya, Jasmine Sefia memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih bermain sepak bola.
"Mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua publik, saya tak ingin bebani ayah," tulis Jasmine di akun @jasminesefiaa_ lewat Instagram.
Baca juga: Indra Sjafri Tolak Tawaran dari Luar Negeri demi Timnas Indonesia
"Mending untuk hari ini dan seterusnya saya putuskan untuk berhenti sekolah dan bermain sepak bola. Majulah Indonesia, majulah Indonesia," sambung dia.
Dilansir dari Tribun Jatim, Jasmine mendapat rapot kosong karena absen sekolah selama satu semester.
Jasmine diketahui tidak masuk sekolah di SMPN 2 Batu sejak pertengahan Juli 2019.
Selama tidak masuk sekolah, putri dari pasangan Dwi Cahyono dan Yuniani Herwanti tersebut aktif di dunia sepak bola.
Baca juga: Menpora Siap Bantu Fasilitas untuk Timnas Indonesia
Mulai dari pemusatan latihan, seleksi masuk klub, membela Tim Putri U17 Bangka Belitung hingga bermain untuk Arema Putri di pentas Liga 1 Putri.
Bersama Arema Putri misalnya, Jasmine disibukkan dengan kompetisi sepak bola putri level klub mulai dari 5 Oktober-28 Desember 2019.
Arema Putri tembus hingga semifinal saat itu. Total, 26 gol sudah dicetak oleh klub asal Malang tersebut. Dua di antaranya merupakan sumbangan dari Jasmine.
Dia juga menjadi pemain termuda dalam skuad Arema Putri.
Selain itu, pada 25 Juli-11 Agustus, Jasmine tercatat dalam Tim Putri U17 Bangka Belitung di Piala Menpora.
Baca juga: Resmi, Hamka Hamzah Pamit dari Arema FC
Sementara di level timnas Indonesia Putri U16, Jasmine pernah membela skuad Garuda Muda di pentas AFC Womens U16 Championship 2019 di Kirgistan pada 15-23 September 2018 silam.
Awalnya, Jasmine masuk ke SMP N 2 Kota Batu melalui jalur prestasi dari kuota lima persen PPDB.
Dia juga tercatat mendapat pengakuan dari PSSI pusat dan secara akademik dianggap sesuai dengan kriteria untuk lolos sebagai peserta didik.
"Sekarang, kalau bicara aturan normal, tidak masuk (sekolah) toleransinya hanya 10 persen," terang Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Eny Rachyuningsih.
"Ini hampir semua tidak masuk, tapi sekolah masih memberi kesempatan apakah itu bukan sebuah kebijakan?" ungkapnya.
Baca juga: 3 Penggawa Timnas U-19 Siap Promosi ke Tim Senior Barito Putera
Jasmine, kata Eny, diberi kesempatan dengan mengerjakan tugas, nanti nilai yang kosong itu diisi dengan pembobotandil.
Senin (6/1/2020), orang tua akan dipanggil lagi dan diberi kesempatan kedua.
"Ayolah diganti tugas agar nilainya ditutupi dengan tugas. Namun, pada deadline tertentu, tugas itu tidak diberikan (dikumpulkan) dan tidak digarap. Akhirnya begitu bingung, diberikanlah nilai seadanya," tandas Eny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.