Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenangan Anak Evander Holyfield Dinodai Keputusan Wasit

Kompas.com - 04/11/2019, 06:15 WIB
Firzie A. Idris,
Jalu Wisnu Wirajati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Evan Holyfield, anak legenda tinju dunia Evander, hanya perlu 16 detik untuk mencatatkan kemenangan pada debut profesionalnya kala mengalahkan Nick Winstead pada Minggu (3/11/2019) pagi WIB.

Partai Evan Holyfield vs Nick Winstead di kelas super welterweight merupakan undercard jelang duel akbar Saul "Canelo" Alvarez vs Sergey Kovalev.

Petinju berusia 22 tahun tersebut tak perlu waktu lama untuk menyingkirkan Winstead yang merupakan petinju amatir di bidang ilmu mixed martial arts.

Sayang, keputusan wasit Robert Hoyle yang tergesa-gesa untuk menghentikan pertarungan membuat kemenangan debut Evan Holyfield ini dianggap beberapa pihak kontroversial.

Baca juga: Alasan di Balik Gesekan Hebat Canelo Alvarez dengan Oscar De La Hoya

Evan Holyfield melepaskan serangkaian pukulan yang menyebabkan Winstead terjatuh hanya 12 detik pada pertarungan yang dijadwalkan berlangsung empat ronde tersebut.

Evan melepaskan pukulan keras kanan ke badan, tiga pukulan kanan ke kepala, hook kiri, dan pukulan tangan kanan ke kepala yang membuat Winstead goyang lalu terjatuh.

Winstead (0-2) berusaha bangun tetapi wasit Robert Hoyle lebih dulu menghentikan pertarungan pada detik ke-16 kendati pemuda asal Louisiana ini sempat bangkit.

"Sudah berakhir? Anda seharusnya memberi Nick kesempatan bukan?" Ujar komentator pertarungan di DAZN.

"Ya, ia seharusnya mendapat kesempatan. Evan keluar dengan kuat tetapi Winston juga tangguh, ia ingin menghentak dunia hari ini," tutur komentator satunya.

Steve Smoger, wasit tinju profesional asal Amerika Serikat yang menjadi bagian dari tim siaran DAZN, mengatakan hal sama.

Ia bahkan bilang bahwa sang pengadil melakukan kesalahan elementer.

"Sangat prematur. Wasit seharusnya memberi Winstead kesempatan untuk bertarung. Robert Hoyle adalah wasit junior, ini tahun pertamanya mewasiti dan ia membuktikan diri kurang berpengalaman," tutur Smoger.

"Ia benar-benar tidak memberi anak muda itu kesempatan untuk bangkit."

Hal serupa juga dikatakan banyak penggemar tinju di media sosial, yang mengatakan kalau Evan Holyfield mendapatkan privilese berkat nama besar ayahnya.

Peran Terbatas Evander Holyfield

Kemenangan Evan Holyfield disaksikan langsung oleh ayahnya, Evander Holyfield, yang tampil di sisi ring.

Sejauh ini, peran Evander Holyfield ke anaknya sangat terbatas.

Evan Holyfield memilih Main Events untuk mewakilinya, promoter sama yang berhasil mengorbitkan nama sang ayah di dunia tinju profesional.

Evander Holyfield merupakan juara dunia tinju kelas berat 5 kali dan seorang legenda tulen di dalam ring.

Evan Holyfield dilatih oleh Maurice "Termite" Watkins, mantan petinju light-welterweight pada 1970-an.

Baca juga: Claudio Marchisio dan Pesepak Bola yang Pernah Ditodong Perampok

Termite melatih Evan setelah ditelepon sendiri oleh Evander Holyfield. Namun, ikut campur sang ayah hanya sebatas itu.

"Ia datang kemari dan kami langsung jatuh cinta dengan anak itu," tutur Watkins kepada Evening Standard.

"Ia bisa meninju dan memukul, ia memiliki ciri khas terbaik dari kedua dunia. Dirinya sangat cepat, salah satu petinju tercepat yang pernah bekerja sama dengan saya," ujar Watkins.

Berbeda dari petinju lain yang normalnya cepat tetapi bukan peninju besar atau sebaliknya, Evan Holyfield dikatakan cepat tetapi juga seorang big puncher.

"Evan juga punya kemampuan hebat untuk tak terkena pukulan. Jadi, langsung dari awal dia benar-benar petinju impian para pelatih," tuturnya lagi.

Watkins juga mengatakan kalau Evander Holyfield tak ikut campur berlebihan dalam pelatihan dan aspek bisnis anaknya.

Holyfield senior mempercayakan hal tersebut ke para pelatih dan promotornya.

"Ini saatnya Evander bertindak sebagai seorang ayah," ujar Watkins. "Dari apa yang saya dengar, Evander menikmati masa-masanya jadi seorang ayah."

"Ayah saya sendiri seorang manajer, sebagai mantan petinju, penting bagi saya agar ayah saya tak terlalu mencampuri urusan manajemen dan tak terlibat dalam sisi pelatihan," tuturnya.

"Jika seorang ayah terlibat dalam latihan, perasaan akan ikut campur. Saya pikir lebih baik bila seorang ayah menjadi ayah dan biarkan seorang pelatih melatih," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com