KOMPAS.com - CEO Nine Sport Inc (NSI), Arif Putra Wicaksono, menyatakan bahwa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melunasi tanggung jawab utang kepada pihaknya.
Sebelumnya, pada Maret 2019 lalu, Nine Sport Indonesia selaku promotor pertandingan sepak bola menagih utang kepada PSSI sebesar 150.000 dollar AS (sekitar Rp 2,1 miliar).
Namun, Arif bersyukur bahwa pada akhirnya tunggakan tersebut telah berhasil dituntaskan oleh PSSI.
Baca juga: Indonesia Open 2019 Jadi Tantangan dan Penentu Menuju Olimpiade 2020
"Saya mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya karena setelah lima tahun, PSSI telah menjalankan tanggung jawabnya," kata Arif dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (27/6/2019).
"Mereka telah menyelesaikan kewajiban sebagaimana tertulis dalam surat perjanjian utang piutang nomor: 007/PHP/DAFA-PSSI/XIII/2014 antara PSSI dan PT Dafa Creative yang dimiliki oleh saya pribadi," tuturnya.
Perkara utang piutang berawal dari PSSI yang meminjam dana kepada NSI (PT Dafa Creative House) pada September 2014 untuk membiayai tim nasional U-19 B dalam melakukan persiapan AFF U-19 di Vietnam.
Pada saat yang bersamaan, Nine Sport sedang menjajaki kerja sama untuk membawa timnas U-19 A ke Spanyol, dan jika berhasil dana pinjaman U-19 B akan dibayar melalui kerja sama ini.
Namun, Nine Sport Inc akhirnya menyatakan tidak sanggup karena kesulitan mencari sponsor, tetapi Ketua PSSI saat itu, La Nyalla Mattalitti, mawajibkan timnas U-19 tetap berangkat.
Alhasil, La Nyalla Mattalitti mengajak urunan bersama dan beliau menyarankan untuk mengambil dana PSSI sebesar 6 miliar di SCTV serta menayangkannya di stasiun televisi tersebut.
Sementara itu, NSI membayar sisanya dari total Rp 8,8 miliar.
Sehubungan dengan banyaknya perubahan jadwal keberangkatan, biaya tiket membengkak dan NSI masih menyisakan utang sebesar 49.000 dollar AS dari total tagihan sebesar 99.000 dollar AS kepada Anta Vaya Tour.
Akibat kerugian dari timnas U-19 A dan belum kembalinya dana dari timnas U-19 B, Nine Sport Inc tidak bisa menyelesaikan tanggung jawabnya kepada Anta Vaya Tour.
Terlebih lagi, pada tahun 2015, Indonesia disanksi oleh FIFA sehingga NSI tidak bisa beroperasi secara maksimal.
Pada tahun 2016, NSI dilaporkan oleh Anta Vaya Tour ke Polda Metro Jaya atas tunggakan U-19 yang tertunda.
Singkat cerita, salah satu aset dari NSI adalah piutang di PSSI. Masih pada tahun yang sama NSI melayangkan penagihan kepada PSSI yang ditujukan kepada La Nyala Mattalitti.
Akan tetapi, dari penagihan itu belum ada respons positif mengingat baru sanksi FIFA baru diangkat pada tahun 2017.
Setelah itu, NSI kembali menagih utang kepada PSSI, khususnya yang ditujukan kepada Ade Wellington.
Baca juga: Timnas U-23 Akan Tantang Iran Sebelum SEA Games
Namun, hingga 2018 belum ada pelunasan, sedangkan Anta Vaya Tour terus menagih.
NSI kemudian menyampaikan pesan kepada Joko Driyono selaku Wakil Ketua PSSI dan juga sebagai pihak yang bertanda tangan pada surat utang antara Nine Sport Inc dan PSSI pada 2014.
Selanjutnya, Ratu Tisha Destria sebagai Sekretaris Jenderal PSSI yang baru mengeluarkan surat.
Isi surat itu menyatakan bahwa PSSI dalam manajemen baru mengakui utang kepada NSI dan berjanji mencoba mencari solusi.
Meski demikian, hingga 2019, belum ada solusi atau pelunasan dari pihak PSSI. NSI pun sempat melayangkan somasi terkahir dengan batasan waktu 2 x 24 jam dan siap membawanya ke jalur hukum.
Kini, utang tersebut sudah lunas. Arif selaku CEO NSI pun berharap tren positif ini terus berlanjut demi kemajuan sepak bola Indonesia.
"Saya tentunya berharap PSSI bisa membawa sepak bola Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi," kata Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.