Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif Simon McMenemy, Cahaya Harapan Timnas Indonesia

Kompas.com - 31/01/2019, 16:54 WIB
Ferril Dennys

Penulis

Salah satu kendala Luis Milla waktu melatih timnas adalah bahasa. Apakah Anda ingin belajar bahasa Indonesia?

Saya pikir bahasa tidak jadi masalah. Komunikasi yang penting di sepak bola. Di luar lapangan pelatih, di dalam lapangan pemain. Harus ada komunikasi bagus.
Tidak ada gunanya saya punya pengetahuan, tapi tidak bisa memberikannya kepada pemain karena masalah bahasa. Itu hal terpenting bagi pelatih: penyampaian pesan.

Dua tahun terakhir saya berusaha walaupun tidak lancar bahasa Indonesia. Saya akan menggambar atau menyiapkan video dalam sesi latihan apa yang ingin kami lakukan.
Walaupun pemain tidak memahami secara verbal, lewat gambar mereka tahu apa yang harus dilakukan.

Saya berusaha membuat banyak bentuk komunikasi, bukan cuma verbal. Ada pelatih yang hanya menggunakan verbal. Saya tahu verbal itu sulit di Indonesia karena saya tidak berbahasa Indonesia dengan bagus. Jadi saya coba bentuk lain komunikasi.

Pemain seringkali terbelah fokusnya antara klub dan timnas. Bagaimana sikap Anda soal situasi ini?

Saya pikir ini situasi di semua negara. Bedanya kita tidak menghentikan liga saat timnas bermain. Ada alasan untuk situasi ini.

Sulit bagi pemain untuk bermain bagi timnas dan klub. Timnas vs klub adalah argumen yang sudah berlangsung lama di mana pun.

Tujuan kunci adalah punya relasi bagus dengan pelatih klub. Saya pernah jadi pelatih klub, pernah merasakan ditinggal pemain karena timnas.

Saya ingin memastikan pelatih klub tahu apa yang dilakukan timnas. Jika kita bisa membuat hidup lebih mudah bagi pelatih klub, hidup juga akan lebih mudah bagi pemain.

Lebih sedikit tekanan, lebih banyak perencanaan dari pelatih klub untuk mengantisipasi strateginya jika pemain yang dibutuhkan tidak ada karena di timnas. Komunikasi dengan pelatih klub sangat penting untuk saya.

*Apakah akan pakai formasi di Bhayangkara, sama seperti Luis Milla, atau punya opsi lain?

Pertama-tama saya bukan Luis Milla. Dia punya ide, etos, dan filosofinya sendiri. Beberapa idenya pasti akan saya coba lanjutkan. Tapi saya yakin pelatih harus percaya diri. Anda harus percaya Anda tahu apa yang terbaik untuk pemain.

Pertama-tama, harus memahami pemain. Apa yang bisa mereka lakukan, apa yang tidak bisa mereka lakukan. Di Bhayangkara beberapa bulan pertama, saya bermain dengan 4-4-2 diamond.

Beberapa pemain tidak yakin, tapi akhirnya kami menjuarai liga dengan formasi itu dengan permainan bagus. Kami mengoper bola. Sangat penting bagi saya untuk segera mengetahui apa yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan grup pemain di timnas.

Apa yang mereka bisa, saya akan mencoba membangun strategi berdasarkan apa yang mereka bisa lakukan. Yang tidak bisa mereka lakukan, saya akan membangun strategi yang menyembunyikan kelemahan ini. Melindungi dari hal-hal ini.

Inilah yang harus dilakukan pelatih. Akan arogan jika saya memaksakan formasi. Saya tidak percaya ini. Saya percaya strategi harus dibangun berdasarkan kemampuan tim, bukan pemain berdasarkan strategi. Jadi, untuk saat ini strategi buat pertandingan pertama saya di timnas bukan prioritas.

Filosofi apa yang akan Anda bangun di timnas?

Saya suka possession football. Lebih sedikit membuat kesalahan, lawan tidak bisa menguasai  banyak bola. Jika Anda yang pegang bola, lawan tidak bisa mencetak gol. Sesimpel itu.

Saya percaya pada possession football, tapi saya juga percaya pada mencari cara meraih kemenangan. Terkadang tim dengan possesion football hanya memainkan bola tapi tidak bisa masuk ke daerah lawan. Statistik 80 persen  tapi cuma 1 kali menembak.
Kami harus bisa beradaptasi. Harus memahami 3-4 strategi dan bereaksi dengan cara lawan bermain.

Bhayangkara pada 2018 sulit karena kami harus mencari cara berbeda untuk menang. Kami mulai dengan 4-4-2, kemudian berubah 4-2-3-1, 4-4-2 flat.

Itu sebabnya tim seperti Barcelona memang, tim seperti Leicester City menang. Pelatih selalu mencari cara melawan strategi. Saya suka possession football, tapi saya ingin mencari strategi yang cocok dengan pemain timnas dan efektif untuk dipakai menghadapi lawan.

Off the pitch, mentalitas tinggi harus ditunjukkan pemain timnas menjadi contoh. Selalu ada rivalitas, tapi di timnas kita semua Indonesia.

Siapa pelatih yang menginspirasi Anda?

Saya tidak tahu apakah Anda pernah mendengarnya. Jock Stein. Bisa menghasilkan tim dengan pemain yang menjuarai Piala Champions 1967.

Semua pemain tim Celtic itu lahir 32 kilometer dari stadion mereka. Itu statistik yang luar biasa untuk tim juara Eropa. Saya suka underdog. Tidak ada tekanan dan bertarung melawan tim-tim kuat.

Celtic waktu itu juga begitu. Dia membawa pemain lokal yang tidak pernah diketahui tetapi tahu-tahu mengalahkan Real Madrid dan Inter Milan.

Sangat menginspirasi, saya membaca banyak buku tentangnya. Cerita tentang David vs Goliath ini menjadi inspirasi saya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Badminton
Top Skor Liga 1 David da Silva Punya Pesaing

Top Skor Liga 1 David da Silva Punya Pesaing

Liga Indonesia
Piala Thomas 2024: Kunci Anthony Ginting Tumbangkan Penakluk Axelsen

Piala Thomas 2024: Kunci Anthony Ginting Tumbangkan Penakluk Axelsen

Badminton
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Timnas Indonesia
Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Liga Indonesia
Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan  Indonesia atas Taiwan 1-0

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan Indonesia atas Taiwan 1-0

Liga Indonesia
Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Liga Spanyol
Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Badminton
Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Badminton
Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Badminton
Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com