PALEMBANG, KOMPAS.com - Manajemen dari PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) menegaskan bahwa penggunaan Stadion Gelora Jakabaring saat menghadapi Arema FC dalam laga Liga 1, legal.
Sekretaris PT SOM, Faisal Mursyid, mengatakan, mereka sudah minta izin penggunaan stadion kepada PT Jakabaring Sport City (JSC) sebagai penanggung jawab kawasan komplek olahraga Jakabaring.
Setelah mendapatkan persetujuan, mereka menggunakan stadion Gelora Jakabaring untuk menjamu Arema FC, sebelum akhirnya ada kerusakan akibat ulang oknum suporter Sriwijaya FC.
Baca Juga: Kecewa dengan Manajemen, Suporter Sriwijaya FC Rusak Kursi Stadion
"Karena pada waktu itu, belum ada larangan untuk memakai Stadion Jakabaring sehingga kami meminta izin kepada kepada JSC dan diperbolehkan. Artinya kami legal, karena sudah izin dari JSC, kalau izin INASGOC, itu urusannya dari JSC," ujar Faisal, Rabu (25/7/2018).
Faisal mengatakan, penggunaan Stadion Gelora Jakabaring pun merupakan salah satu upaya uji coba para panitia Asian Games untuk cabang sepak bola wanita.
Sebab, seluruh manajemen Sriwijaya FC telah dilibatkan sebagai panitia sepak bola wanita dalam event tersebut.
"Jadi secara tidak langsung itu adalah pelaksanaan uji coba panitia penyelenggara sepak bola wanita. Karena dari manajemen kami juga panitia cabor Asian Games,” ujarnya.
Mengenai larangan penggunaan Stadion Gelora Jakabaring, Faisal mengaku sangat mendukung. Terlebih lagi, untuk menjaga seluruh fasilitas di kawasan komplek JSC.
"Kami dukung apa yang sudah disampaikan Kapolda, Gubernur Sumsel, semuanya kami dukung. Kalau tidak dipakai dulu, kami juga setuju," ujar Faisal.
Baca juga: Klub Elite Jepang Ini Terancam Degradasi, Eks Bek Tengah Timnas U-20 Brasil Dipecat
Sebelumnya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mempertanyakan soal akses penggunaan Stadion Gelora Jakabaring dalam Liga 1. Menurut Zulkarnain, seluruh kawasan JSC semestinya telah steril dari segala bentuk kegiatan selain Asian Games.
Jenderal Bintang dua ini pun mengaku sempat mencoba meminjam Dinning Hall di wisma atlet pada April dan Mei 2018 lalu melalui surat resmi untuk digunakan sebagai tempat pendaftaran calon bintara. Namun, permintaan itu ditolak karena lokasi seluruh kawasan komplek Jakabaring sudah steril dari kegiatan.
“Artinya, apapun kegiatan di sana (komplek JSC) mestinya untuk Asian Games, tapi ini kenapa untuk liga masih boleh, masih banyak lapangan yang lain," ujarnya.
"Artinya, saya juga minta pertanggungjawaban mereka (pengelola JSC), saya tidak main-main, kalau itu memang boleh ya silahkan, tapi kalau tidak boleh siapa yang memaksanya itu? Dia tanggung jawab juga dong. Saya harap itu fasilitas untuk Asian Games kita gunakan dulu untuk Asian Games, jadi jangan untuk yang lain."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.