MALANG, KOMPAS.com - Pelatih Persib, Roberto Carlos Mario Gomez ingin Komite Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman berat kepada Arema FC karena kericuhan yang terjadi pada pertandingan pekan ke-4 Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Minggu (15/4/2018).
Keinginan Mario Gomez ini mengacu kepada hukuman yang diterima anak asuhnya, Supardi Nasir, yakni larangan bermain empat laga dan denda Rp 50 juta akibat melakukan protes terhadap wasit.
“Sekarang, saya ingin tahu apa yang terjadi dengan Komisi Disiplin,” tutur Mario Gomez seperti dikutip dari Bolasport.com.
(Baca juga: Terkena Lemparan, Kondisi Pelatih Persib Membaik)
”Supardi dihukum empat pertandingan. Sekarang, apa yang ditakutkan?" ucap pria asal Argentina ini.
Mario Gomez juga menjadi korban dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu. Pelatih asal Argentinia itu mendapatkan luka di dahi hingga mengeluarkan darah akibat terkena lemparan dari oknum tersebut.
”Ini adalah sepak bola. Tetapi, saya tidak menyukai ini,” kata Mario Gomez menambahkan.
Dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani memastikan Mario Gomez tidak mengalami luka serius, setelah terkena lemparan saat terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan. Menurut Rafi, pelatih sudah mendapatkan penanganan ideal dan kondisinya cukup bagus.
"Mario Gomez terkena lemparan tidak tahu sama siapa, ada luka kecil, tetapi tidak sampai dijahit," ucap Rafi.
(Baca juga: PSIS Vs PSMS - Bruno Silva Akhiri Puasa dengan Hat-trick, Mahesa Jenar Pesta Gol)
Pertandingan harus terhenti saat memasuki menit tambahan waktu dengan keadaan skor sama kuat 2-2.
Pada saat itu, kondisi penonton sudah tidak terkendali karena banyak yang masuk ke lapangan pertandingan. Para pemain dari kedua tim berhasil menyelamatkan diri ke dalam ruang ganti. (Fifi Nofita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.