Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Aji berhasil mengangkat piala yang terbuat dari kayu itu. Dia berhasil membawa Singo Edan menjadi juara setelah mengalahkan Borneo FC dengan skor telak 5-1.
Duel pelatih lokal di babak final berpeluang terjadi pada Piala Presiden 2018. Demi lolos ke partai puncak, Djanur terlebih dulu harus menyingkirkan Persija Jakarta.
Laga antara kedua tim digelar di Stadion Manahan, Solo, pada 10 dan 12 Februari.
Djanur jelas lebih berpengalaman membawa tim ke semifinal ketimbang Teco. Persija untuk kali pertama lolos ke babak semifinal. Pada dua edisi Piala Presiden sebelumnya, Persija selalu tersingkir di babak penyisihan.
Sementara Djanur sudah tiga kali berhasil membawa tim lolos ke semifinal. Djanur menorehkan catatan apik saat mengantarkan PSMS ke semifinal.
Dia berhasil mengalahkan pelatih asing berkualitas yakni Robert Rene Alberts (PSM Makassar), Mario Gomez (Persib Bandung), dan Angel Alfredo (Persebaya).
Kemenangan PSMS atas Persib dengan skor 2-0 tentunya sangat berkesan mengingat Djanur seakan membuktikan masih berkualitas setelah didepak tim berjulukan Maung Bandung itu pada awal musim Liga 1 2017.
Keberhasilan Djanur mengalahkan Mario Gomez cukup membanggakan. Pelatih asal Argentina tersebut menorehkan 5 gelar saat menangani Johor Darul Takzim pada 2015-2017. Dari lima gelar tersebut, dua gelar di antaranya Liga Super Malaysia pada 2015 dan 2016.
Rahmad Darmawan baru kali pertama tampil di Piala Presiden. Namun, pelatih asal Lampung tersebut membuktikan kapasitasnya sebagaia salah satu pelatih jempolan dengan membawa Sriwijaya FC lolos ke semifinal.
Tim berjulukan Laskar Wong Kito tersebut lolos setelah menyingkirkan sang juara bertahan, Arema FC.
Salah satu kunci kesuksesan RD adalah kepintarannya mengombinasikan pemain muda dengan senior. Salah satu contohnya keberhasilan RD memoles Syahrian Abimanyu sebagai pemain hebat meski usianya baru 18 tahun.
Berjayanya pelatih lokal di Piala Presiden tentunya sesuai harapan Presiden Jokowi.
Dengan munculnya pelatih lokal berkualitas, maka akan berdampak baik bagi kemajuan tim nasional. Bisa saja, pelatih lokal ini menjadi aset penting yang mengakhiri puasa gelar tim nasional yang berlangsung sejak 1996.
"Saya tidak ingin main-main membenahi persepakbolaan Indonesia. Siapa pun harus mendukung proses yang kita jalani ini. Kita ingin klub bisa tumbuh. Kita ingin ada sekolah sepak bola. Kita ingin klub di daerah dan sekolah sepak bola bisa hidup semua," kata Jokowi dalam wawancara dengan Indosiar sebelum gelaran Piala Presiden 2015.
"Sehingga kompetisi makin banyak dan pertandingan juga banyak. Nanti akan menghasilkan pemain-pemain baik untuk seleksi sehingga muncul sebuah tim nasional yang tangguh. Saya tahu ini tidak mudah. Jika kita tidak memiliki keinginan yang kuat menyelesaikan masalah ini, sampai kapan pun kita tidak bisa memiliki klub yang baik," ujarnya menambahkan.
Surga para pedagang
"Kearifan lokal" tidak hanya terjadi di lapangan, melainkan terasa di luar lapangan. Panitia Piala Presiden selalu melibatkan ribuan PKL dan pedangan asongan untuk berjualan di sekitar stadion.
Status mereka pun "naik pangkat" karena diakui oleh pihak penyelenggara. Pada setiap menit ke-70 akan diumumkan jumlah penonton, penjualan tiket, dan juga jumlah para PKL dan pedagang asongan yang berpartisipasi.
Partisipasi pedagang kecil dalam Piala Presiden 2018 sesuai dengan keinginan Jokowi.
"Semua akan mendapatkan keuntungan dari Piala Presiden ini. Juga pedangang-pedangan kecil yang selalu berjualan di kanan-kiri stadion. Baik yang berjualan kaos atau souvenir akan bergerak lagi," tutur Jokowi.
“Saya senang ekonomi berjalan dan sesuai arahan Bapak Jokowi harus melibatkan pedagang kecil. Ketika saya tanya langsung pedagang mereka bilang dagangannya laku juga. Saya ikut ngopi, minum teh juga,” ujar Ketua Steering Committee (panitia pengarah) Piala Presiden Maruarar Sirait.
Salah satu pedagang kecil yang merasakan keuntungan dari Piala Presiden 2018 adalah Sugiarto. Sugiarto merupakan salah satu pedagang disabilitas yang menjual jersey pada perempat final Piala Presiden yang digelar di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu.
Meski memiliki keterbatasan fisik, Giarto -sapaan akrabnya- sangat bersemangat berjualan. Dia sama sekali tidak merasa terbebani dengan kekurangan fisik yang ada pada dirinya.
Pedagang berusia 48 tahun tersebut mengaku mendapatkan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat. Karena itu, ia sangat berterima kasih kepada Piala Presiden karena perhelatan ini mendorong perekonomiannya menjadi lebih baik baik.
Pada akhirnya, Piala Presiden membuat rakyat bahagia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.