Di bawah Persipura, ada nama Milo yang membawa Arema finis sebagai runner-up.
Setelah itu, Gomes dengan prestasi membawa Madura United finis di peringkat ketiga dan Osvaldo Lessa yang bikin Sriwijaya FC bertengger di peringkat keempat.
Gomes menorehkan catatan manis meskipun gagal membawa Madura United sebagai juara. Pelatih asal Brasil tersebut sukes membuat Madura meraih kemenangan terpanjang (6 laga) dan tidak terkalahkan dalam 10 laga.
Bagaimana kiprah pelatih lokal pada ajang ini?
Pelatih lokal paling sukses adalah Djadjang. Dia membawa Persib Bandung finis di peringkat kelima. Tim berjulukan Maung Bandung tersebut mengoleksi 55 poin dari 15 kemenangan, 10 imbang, dan 9 kekalahan.
Setelah ISC, PSSI menggelar Liga 1 dan Liga 2 pada 2017.
Liga 1 kembali menjadi panggung kehebatan pelatih asing. Pelatih asal Skotlandia, Simon McMenemy, berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Bhayangkara FC.
Pelatih asing pun mendominasi papan atas setidaknya 4 besar. PSM Makassar yang dibesut Robert Rene bercokol di peringkat ketiga, sementara Teco membawa Persija finis di peringkat keempat.
Tersisa hanya satu pelatih lokal di empat besar. Widodo Cahyono Putro berhasil menyelamatkan muka pelatih asal Indonesia dengan membawa Bali United berada di peringkat kedua.
Kedigdayaan pelatih asing juga terjadi di Liga 2. Persebaya Surabaya sukses menggengam piala setelah dilatih Angel Alfredo Vera.
Dalam laga final yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada 28 November 2017 itu, pelatih berusia 45 tahun ini berhasil meramu timnya unggul terlebih dulu saat laga baru berjalan dua menit. Adalah Rishadi Fauzi yang mencetak gol ke gawang PSMS yang dibesut Djadjang Nurdjaman itu.
Angel Alfredo kemudian dibuat ketar-ketir karena lawan berbalik unggul 2-1 berkat gol I Made Wirahadi (penalti 9') dan Roni Fatahillah (38').
Meski begitu hanya berselang tiga menit, Angel Alfredo bisa bernapas lega setelah Irfan Jaya mencetak gol kedua untuk Bajul Ijo.
Gol pemain asal Makassar tersebut membuat Persebaya memaksa PSMS bermain babak tambahan waktu.
Pada babak tambahan, Persebaya lagi-lagi mencetak gol cepat. Irfan Jaya hanya butuh dua menit untuk kali kedua membobol gawang PSMS.
Torehan Irfan Jaya ini menjadi penentu gelar juara bagi Persebaya. Tim asal Surabaya ini menutup laga dengan kemenangan 3-2.
Panggung kejayaan pelatih lokal
Berbeda dengan dua kompetisi terakhir di mana pelatih asing berjaya, Piala Presiden justru menjadi panggung kejayaan pelatih lokal.
Pada Piala Presiden 2015, Persib Bandung yang ditangani Djadjang Nurdjaman berhasil menjadi kampiun. Di hadapan ribuan bobotoh yang memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Djanur berhasil membawa Persib menaklukkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0.
Dua gol tim berjulukan Maung Bandung tersebut diciptakan Achmad Jufriyanto (6') dan Makan Konate (27').
Djanur berhasil memoles Persib dengan catatan sempurna. Atep dan kawan-kawan mengantongi nilai sempurna 9 pada babak penyisihan. Persib sukses mengalahkan Persiba Balikpapan (4-0), Persebaya United (2-0), dan Martapura FC (4-0).
Persib lalu menyingkirkan Pusamania Borneo FC dengan catatan agresivitas gol tandang setelah agregat 4-4.
Mitra Kukar kemudian menjadi korban Persib pada semifinal. Tim kebanggaan bobotoh ini meraih tiket final setelah menyingkirkan Mitra Kukar dengan agregat 3-2.
Dan di final, Djanur berhasil mengalahkan pelatih berpengalaman yakni Benny Dollo.
Djanur gagal mempertahankan gelar juara pada Piala Presiden 2017. Saat itu, langkah Persib dihentikan oleh Pusamania Borneo FC pada babak semifinal. Tim berjulukan Pesut Etam tersebut menyingkirkan Persib setelah menang adu penalti.
Kedua tim harus melakoni adu penalti lantara imbang dengan agregat 3-3.
Sama halnya dengan edisi sebelumnya, final Piala Presiden 2017 kembali mempertemukan dua pelatih lokal yakni Aji Santoso dan Ricky Nelson.