Jika terjadi pemutusan sepihak tanpa kesepakatan tertentu, Evan dan Ilham bisa jadi dianggap melanggar kontrak.
Dengan begitu, tidak hanya rugi materi, Evan dan Ilham dipastikan terganggu dalam hal psikologis.
Hal itu tentu akan lebih merugikan untuk timnas U-23 Indonesia yang bakal berkiprah di Asian Games 2018.
3. Tidak punya pengalaman kompetitif di luar negeri
Evan memang sempat beberapa kali mengikuti latihan di sejumlah klub di Spanyol. Namun, bukan di level kompetitif dan hanya dalam hitungan bulan.
Di Malaysia, Evan dan Ilham ditempa di luar zona nyaman dengan waktu yang reguler.
Selain itu, pelatih timnas U-23, Luis Milla, menganggap pemainnya yang bermain di luar negeri adalah sebuah penghargaan bagi pemain itu sendiri.
4. Ketakutan pemain pada masa depan
Polemik perpindahan Evan dan Ilham ke Selangor FA bukan tidak mungkin membuat pemain lain segan membuat keputusan serupa.
Dengan begitu, para pemain Indonesia menjadi terkungkung dan gagal mendapatkan khazanah plus sudut pandang baru dengan mencoba keluar dari zona nyamannya.
5. Memutus rezeki dan mata pencaharian pemain
Evan dan Ilham kemungkinan besar memang mendapatkan kenaikan nilai kontrak ketimbang di Indonesia. Meski begitu, untuk pemain seusia mereka, nominal uang tampaknya bukan alasan utama.
Lagipula, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 melindungi dan menjamin hak setiap warga negaranya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 Ayat 2).
Konstitusi dasar Republik Indonesia itu juga menjamin hak untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup (Pasal 28C Ayat 1).
6. Melanggar aturan FIFA
Intervensi yang dilakukan federasi bisa jadi terendus FIFA. Induk sepak bola dunia tersebut bakal melakukan tindakan yang mungkin merugikan sepak bola Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.