Baru setelah melihat pertanyaan mulai habis, dia mengucapkan kata kunci berbunyi, "Oke, oke?"
Keramahan juga ditunjukkan oleh Dooley. Contohnya yakni ketika sebelum jumpa pers Senin dimulai.
Dia kembali menjadi orang pertama yang hadir di ruangan. Eks pemain timnas Amerika Serikat itu sempat menyeduh kopi di antara para jurnalis. Tak satu pun wartawan mendatangi dia untuk sesi wawancara singkat.
"Kasihan dia. Jarang ada wartawan lokal meminta wawancara. Sepak bola di Filipina memang kurang peminat sih," kata seorang perempuan jurnalis asal Indonesia.
Kompas.com pun coba menghampiri Dooley yang sedang memegang gelas kopi. Dooley tersenyum dan bertanya terkait negara asal.
Kompas.com lalu menjawab dan kembali bertanya, "Sudah siap melawan kami besok?"
Dooley membalas, "Kami selalu siap. Kami juga mengetahui kalau tim Anda memiliki pemain ofensif yang bagus. Boaz (Solossa) dan Andik (Vermansah), ya mereka pemain hebat. Kami akan mewaspadainya."
"Bagaimana dengan kami?" sang pelatih kembali bertanya.
"Kalau menurut Riedl, tim Anda bagus dalam umpan silang dan tandukan. Anda pasti juga sudah mengetahui kalau Filipina unggul secara fisik," jawab Kompas.com.
Hanya, jangan coba-coba tanyakan strategi apa yang bakal digunakan oleh Filipina kepada Dooley.
"Saya tidak akan memberi tahu Anda. Pastinya, Anda akan menyampaikan kepada dia (Riedl)," jawab Dooley, lalu tertawa.
Riedl
Bagaimana dengan Riedl? Dia tidak cuma bisa bersikap hangat, tetapi juga marah ketika kesal.
Kompas.com pernah menuliskan bagaimana Riedl merasa jengkel karena para pemain meninggalkan kopernya di salah satu pintu Terminal 2 Bandara Internasional Ninoy Aquino, Kamis (17/11/2016).
Ada pula momen ketika Riedl memarahi seorang jurnalis yang mengabadikan gambar para pemain tengah makan malam di Novotel Araneta Center.