Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Mari Merayakan Kekalahan, Pelajaran dari Piala Eropa bagi Mereka yang Gagal "Move On"

Kompas.com - 13/07/2016, 08:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorJalu Wisnu Wirajati

Atas segala tindakan yang sportif, fans Irlandia mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, berupa medali City of Paris.

Selalu merayakan kemenangan

Sejak kecil kita diajarkan bahwa sesuatu yang harus dirayakan adalah selalu soal keberhasilan  atau kemenangan.

Berhasil naik kelas di sekolah, keluarga kita pergi makan-makan. Berhasil memenangkan suatu perlombaan antar sekolah, kita merayakannya dengan sebuah pesta kecil. Dipromosikan naik jabatan tertentu di kantor, kita merayakannya dengan kumpul bersama teman-teman dekat

Perayaan selalu terkait dengan kemenangan. Sejak kecil barangkali kita tidak pernah merayakan kekalahan karena kekalahan bukan sesuatu yang pantas untuk dirayakan. Begitu kita selalu diajari.

Barangkali karena itulah, tak sedikit orang yang sulit menerima kekalahan. Rasa sakit atas kekalahan bahkan terus terpendam di lubuk hati yang paling dalam hingga bertahun-tahun menimbulkan halusinasi akut atas akal sehat.

Maka, ada baiknya jika Anda sedang kalah di hari-hari belakangan ini, rayakanlah. Terimalah dengan sukacita karena demikianlah hidup. Ia tidak selalu berisi kemenangan atau hal-hal menyenangkan. Bukankah juga di balik kekalahan selalu ada pelajaran yang bisa dipetik?

Peristiwa suka dan duka datang dan pergi setiap waktu. Larut terpuruk dalam kesedihan tidakkah membuat kita lupa tentang hidup dan kehidupan yang terus berjalan dan harus selalu dirayakan dengan sukacita seperti nyanyian dan tawa “The Boys in Green” yang selalu riang.

Gembira adalah pilihan. Demikian pula, sedih dan marah adalah pilihan.

Jika kita tak pernah merayakan kekalahan, bisa jadi kita akan selalu gagal berdamai dengan kehidupan yang tidak selalu berisi kemenangan dan menjadi kaum yang gagal “move on”.

Tidak mampu menjadi "good loser"

Itulah yang terjadi pada sekelompok orang di negeri ini. Luka atas kekalahan pada Pilpres 2014 kemarin teryata belum selesai. Ia tersimpan di lubuk hati paling dalam hingga menimbulkan infeksi nanah busuk yang membutakan nurani.

Bahkan, puasa suci sepanjang Ramadhan dan Idul Fitri yang seyogianya membawa tiap pribadi kembali pada fitrahnya sebagai manusia yang runduk di hadapan Allah tak mampu memadamkan amarah dan dendam itu.

Amarah buta itu meluap dengan centang perentang ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik meninggal dunia di hari kedua Idul Fitri.  Suasana hari raya belum lagi padam, namun sumpah serapah atas kematian Husni menyeruak dengan mengejutkan di linimasa media sosial kita.

Di hari yang fitri almarhum Husni dimaki. Disoraki gembira karena ajal menjemputnya. Bagi kelompok kalah ini, Husni dipandang sebagai orang yang mencurangi jagoan mereka di pilpres.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Timnas Indonesia
Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Liga Indonesia
Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Liga Inggris
Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Liga Indonesia
Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Liga Inggris
Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Timnas Indonesia
Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor 'The Invincibles' Pimpinan Wenger

Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor "The Invincibles" Pimpinan Wenger

Liga Inggris
Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Liga Italia
Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia
Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Sports
Piala Asia U17 Putri 2024 Bukan Titik Akhir, Garuda Pertiwi Mau Terus Belajar

Piala Asia U17 Putri 2024 Bukan Titik Akhir, Garuda Pertiwi Mau Terus Belajar

Timnas Indonesia
Persib Vs Bali United, Kisah Marcos Flores dan Kutukan Maung Bandung

Persib Vs Bali United, Kisah Marcos Flores dan Kutukan Maung Bandung

Liga Indonesia
Mantan Pemain Real Madrid Latih PSBS Biak Musim Depan

Mantan Pemain Real Madrid Latih PSBS Biak Musim Depan

Liga Indonesia
Kekalahan dari Arsenal Sisakan Rentetan Catatan Buruk Man United

Kekalahan dari Arsenal Sisakan Rentetan Catatan Buruk Man United

Liga Inggris
Gregoria Mariska Catatkan Smes Terkencang Selama Uber Cup 2024

Gregoria Mariska Catatkan Smes Terkencang Selama Uber Cup 2024

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com