Ambil contoh Yunani saat menjadi juara Piala Eropa 2004. Otto Rehhagel paham bahwa Angelos Charisteas dkk kalah dari segi kemampuan individu dari skuad tim-tim besar Eropa. Namun, Yunani punya semnangat juang tinggi khas orang-orang Sparta.
Hal itulah yang dimanfaatkan Rehhagel. Dia membangun timnya berdasar pada kekokohan lini pertahanan. Kemampuan menyerang sehebat apa pun, akan selalu bisa diimbangi oleh lini pertahanan yang memiliki semangat juang tinggi, selalu fokus, dan selalu berupaya meminimalkan kesalahan.
Begitu juga dengan Jose Mourinho pada periode keduanya bersama Chelsea. Saat menjuarai Premier League 2014-2015, permainan The Blues mungkin tidak menarik dilihat karena monoton, pragmatis, dan cenderung "parkir bus" ketika sudah unggul.
Hal yang sama dilakukan Atletico Madrid di bawah Diego Simeone. Bagi sebagian orang, taktik Simeone ketika menghadapi tim besar dianggap "cupu" sehingga membuat pertandingan tidak menarik ditonton.
Akan tetapi, it works. Lihat saja ketika Atletico menyisihkan Bayern Muenchen dengan Guardiola sang dewa permainan indah di kursi pelatih pada semifinal Liga Champions 2015-2016. Bayern selalu lebih mendominasi, tetapi justru Atletico - dengan penguasaan bola sekitar 30 persen - yang bisa melangkah ke final.
“I won’t say we have to win. I won’t put that pressure. But we can’t lose.” – Jose Mourinho
Kebahagiaan suporter
Salahkah Rehhagel, Mourinho, dan Simeone? Tentu tidak. Mereka mengantarkan timnya meraih kemenangan dan kejayaan. Bukankah kemenangan yang memang dicari dari sebuah pertandingan?
Kemenangan itu pun berdampak pada kebahagiaan orang lain. Rakyat Yunani bergembira ketika Charisteas dkk menjadi juara Eropa pada saat negaranya tengah mengalami krisis moneter dan perpecahan.
"Luar biasa sekali apa yang telah dilakukan tim nasional sepak bola Yunani. Kami bisa menyatukan negeri, hal yang sama sekali tak bisa dilakukan para politikus di negara ini," kata Rehhagel.
Mourinho dan Simeone juga telah memberikan kebahagiaan bagi suporter Chelsea dan Atletico. Hal itu sudah cukup karena memang untuk suporterlah sebuah tim sepak bola berjuang untuk mencari kejayaan.
Perkara ada pihak yang tak suka dengan gaya bermain mereka dalam mencapai kejayaan, itu bukan persoalan bagi Mourinho dan Simeone. Menyenangkan manajemen dan pengurus adalah tugas mereka, bukan membahagiakan pencinta sepak bola kebanyakan.
"You can't always please everybody but you can do what makes you happy and just hope that those around you will be happy for you." - Robert Tew
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.