Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola China: Dari David Beckham sampai Alibaba (Bagian 1)

Kompas.com - 06/02/2016, 09:00 WIB
Anju Christian

Penulis

KOMPAS.com - Sepak bola tidak pernah mendapatkan tempat spesial di China. Sekalipun David Beckham berkunjung ke Beijing pada Maret 2013, publik masih ada yang mencela.

Sebuah pertanyaan besar tertuju kepada Beckham yang ditunjuk sebagai duta sepak bola Negeri Tirai Bambu.

Untuk apa Beckham memperkenalkan sepak bola di sana? Bukankah China dikenal sebagai leluhur si kulit bundar? Di sana, masyarakat telah memainkan bola dengan sebutan tsu chu sejak 206 SM.

Pengalaman aneh juga dirasakan mantan bintang Manchester United tersebut. Beijing Shi-Jia Primary menjadi sekolah pertama yang dikunjungi Beckham, Namun, menurut Guardian, sekolah tersebut tak mengizinkan murid-muridnya bermain sepak bola.

Kejanggalan ini coba dijelaskan oleh Ma Dexing selaku Pemimpin Redaksi Titan Sports, media olahraga populer di China. Diklaim Dexing, sepak bola dianggap berbahaya oleh sebagian besar orang tua.

"Mereka hanya meminta anak-anak bermain sepak bola saat ada tamu penting datang. Setelah tamu pergi, mereka tidak melakukan apa-apa," kata Ma Dexing.

Minimnya minat anak muda terhadap sepak bola turut dirasakan Sven-Goran Eriksson, ketika ditunjuk sebagai pelatih Guangzhou R&F tiga bulan setelah kedatangan Beckham. Dia mengaku heran melihat lahan kosong di China.

"Mereka tidak bermain sepak bola seperti yang dilakukan anak muda Manchester atau London di lapangan parkir. Ini masalah China. Tidak ada level akar rumput," tutur mantan pelatih tim nasional Inggris ini.

Jangankan membicarakan minat anak muda China untuk sepak bola. Bahkan, dikatakan pelatih asal Amerika Serikat, Trevor Lamb, sepak bola seperti monster di sana.

Lamb sempat memberikan pembinaan usia dini di klub semiprofesional China, Sinobal, selama dua tahun. Menurut pengalaman dia dia, anak muda menghabiskan tiga atau empat jam pada untuk belajar pada malam hari. Alhasil, tak ada waktu untuk sepak bola.

Sistem pendidikan yang menghambat pengembangan talenta sepak bola, sempat mengundang kekesalan dari Rowan Simons. Nama terakhir adalah penulis buku Bamboo Goalposts, yang berisi pengalamannya menelaah sepak bola China selama 20 tahun.

Di dalam bukunya, Simons menuliskan, "Jiaoshi Wai, Wue de Kuai. Jiaoshi Nei, Xue de Lei (Di luar kelas, belajar berlangsung cepat. Di dalam kelas, belajar adalah lelucon)."

Tidak mengherankan juga apabila China yang berstatus negara dengan populasi terbanyak, justru baru satu kali tampil di Piala Dunia. Bahkan, ada sebuah sindiran,"Di negara dengan 1,3 miliar jiwa, kita bahkan tak bisa menemukan sebelas pemain."

Ini terlihat dari jumlah pemain sepak bola di Negeri Tirai Bambu. Berdasarkan data FIFA, China memiliki 26.166.335 pesepak bola. Angka ini dua kali lipat dari Brasil yang mengoleksi lima trofi Piala Dunia.

Total 711.235 di antaranya terdaftar di level amatir hingga profesional. Artinya, hanya 0,5 persen dari populasi China menggantungkan hidup dari si kulit bundar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Liga Inggris
Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Liga Inggris
Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Liga Indonesia
Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Liga Italia
Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Liga Inggris
Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Liga Italia
Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Liga Indonesia
AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai 'Nopetegui'

AC Milan Cari Pengganti Pioli, De Zerbi Menarik Hati Usai "Nopetegui"

Liga Italia
Alasan Liverpool Perkenalkan Arne Slot sebagai Pelatih, Bukan Manajer

Alasan Liverpool Perkenalkan Arne Slot sebagai Pelatih, Bukan Manajer

Liga Inggris
Daftar Skuad Argentina untuk Copa America 2024: Messi Ada, Tanpa Dybala

Daftar Skuad Argentina untuk Copa America 2024: Messi Ada, Tanpa Dybala

Internasional
Jadwal Malaysia Masters 2024, 3 Wakil Indonesia Beraksi pada Hari Pertama

Jadwal Malaysia Masters 2024, 3 Wakil Indonesia Beraksi pada Hari Pertama

Badminton
Jay Idzes 'Solid dan Konkret', Venezia Libas Palermo, Jaga Asa ke Serie A

Jay Idzes "Solid dan Konkret", Venezia Libas Palermo, Jaga Asa ke Serie A

Liga Italia
Hasil Bologna Vs Juventus 3-3: Drama 6 Gol, Nyonya Bangkit dalam 8 Menit

Hasil Bologna Vs Juventus 3-3: Drama 6 Gol, Nyonya Bangkit dalam 8 Menit

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com