Kombinasi lama – baru racikan Ranieri ini membuahkan hasil dengan gelontoran gol demi gol yang mengejutkan hingga minggu ke 15. The Power of the King membawa Leicester untuk sementara berada di puncak klasemen.
Praktis, jika gabungan 24 laga terakhir di Premier League digabung, Leicester hanya kalah dari Chelsea dan Arsenal. Itu pun karena kepolosan permainan mereka yang selalu menyerang tanpa memikirkan pertahanan.
Pertahanan juga menjadi kendala Ranieri sejauh ini. Memang The Foxes jadi pencetak gol terbanyak dengan 32 gol. Namun, kebobolan 21 gol dengan hanya 3 kali clean sheet jelas ada yang harus diperbaiki oleh kombinasi Robert Huth dan Wes Morgan d ibelakang, serta Daniel Drinkwater dan N’Golo Kante di depan kedua bek itu.
Pratis bermain tanpa pengganti yang memadai juga akan menjadi kendala di paruh kedua musim kompetisi nanti bagi lini belakang Leicester City.
Seperti dikatakan Sir Alex Ferguson, Ranieri perlu membeli pemain di lini belakang dan tengah pada Januari demi rotasi jika ingin menjadi juara atau setidaknya meraih satu tempat ke laga antarklub Eropa musim depan.
Tapi seperti disebut oleh bek kiri The Foxes, Christian Fuchs bulan lalu dan juga Riyad Mahrez jelang kedatangan Chelsea di minggu ke 16 ini, bahwa target utama pasukan The King Power Stadium ini tetap hanyalah 40 poin pada akhir musim.
Artinya, mereka hanya dipatok target untuk bertahan di Premier League. Empat laga penutup tahun 2015 ini akan sangat sulit bagi mereka. Menjamu Chelsea, diikuti dua laga tandang ke Liverpool dan Evrton serta menjamu Manchester City.
Harus diingat juga, bahwa kedigdayaan Jamie Vardy dkk dalam 24 laga terakhir, belum sekalipun diwarnai dengan kemenangan atas wakil Inggris di Eropa. Kalah dari Chelsea musim lalu dan Arsenal musim ini, serta ditahan imbang oleh Tottenham Hotspur dan Manchester United. Ini menjadi tantangan mereka dalam 4 laga ke depan.
Target awal
Chelsea akan datang Senin (14/12/2015) atau Selasa dini hari pukul 02.45 WIB. Walaupun tengah berantakan di Premier League, The Blues baru saja sukes jadi pemuncak grup di Liga Champions. Permainan pragmatis ala Jose Mourinho seperti yang ditunjukkannya ketika membungkan FC Porto bisa menjadi awal sandungan pasukan Ranieri.
Diperlukan The Power of the King yang luar biasa dari tuan rumah untuk mencegah hal ini terjadi. Jika bisa melakukannya, hal ini sekaligus membantah anggapan bahwa Leicester City hanya terdiri dari Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.
Walaupu kedua pemain itu menciptakan 24 dari 32 gol The Foxes, aliran serangan bisa datang dari siapa saja. Termasuk Christian Fuchs dengan assist luar biasanya saat menahan imbang Manchester United. Jangan lupakan pula kemampuan assist dari Marc Albrighton, Daniel Drinkwater, dan N’Golo Kante dari lini tengah yang terbukti ampuh sejauh ini.
Terlepas dari hasil 4 laga ke depan dan sisa musim kompetisi ini, kita masih bisa melihat The Power of the King dari King Power Stadium ini pada musimdepan. The Foxes hanya kurang 8 poin dari target awal mereka. Hal itu amat mudah dicapai dengan 23 laga tersisa.
PREDIKSI: LEICESTER CITY 50 – 50 CHELSEA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.