"Anehnya, suporter tuan rumah bukannya bersorak. Mereka malah mencemooh bek timnya," tutur pria kelahiran 23 Oktober 1940 itu.
O Milesimo
Melawan Vasco, 19 November 1969, usaha Pele mencetak gol ke-1.000 juga tidak mudah. Dia harus menghadapi Edgardo Andrada, kiper tangguh Vasco yang menjadi idola publik Maracana.
Penampilan apik Andrada membuat Pele kesulitan. Hingga menit ke-75, kedudukan masih 1-1 dan Pele belum mencetak gol.
"Sebagian besar publik Maracana mungkin menginginkan saya mencetak gol ke-1.000. Namun, para pemain Vasco berupaya sekuat mungkin untuk menggagalkannya," tutur Pele.
"Mereka terus mencoba menyakiti saya dan berteriak bahwa saya takkan bisa menciptakan sejarah pada laga tersebut," ucapnya lagi.
Momen bagi Pele untuk mencetak sejarah akhirnya terjadi pada menit ke-78. Dia dijatuhkan pemain Vasco di kotak terlarang. Hadiah tendangan penalti bagi Santos.
Kendati demikian, bukan rasa senang yang melanda Pele. "Untuk kali pertama sepanjang karier, saya merasa sangat gugup," kata Pele menggambarkan perasaannya.
Andrada yang berang lantaran timnya dikenai hukuman penalti mencoba memprovokasi. Hal itu membuat Pele kian tegang.
"Andrada tengah berada dalam performa terbaik saat itu. Saya tak pernah merasakan tekanan demikian besar. Namun, hanya sayalah yang bisa mengatasi segala perasaan itu," ujar Pele, pengidola kiper legendaris Vasco, Bile.
Pele bisa mengatasi tekanan itu. Tendangan dia ke sisi kiri gawang bisa ditebak Andrada, tetapi bola meluncur deras. Itulah gol ke-1.000 atau O Milesimo Pele sepanjang kariernya.
Dia pun langsung mengambil bola dari jala gawang Andrada. Selain Pele yang merayakan kegembiraan, juru foto yang menyerbu masuk lapangan membuat laga terhenti.
Gol bersejarah itu membuat laga terhenti sekitar 20 menit. Hal itu juga tak lepas dari sejumlah suporter yang masuk dan hendak mempersembahkan Pele kostum Vasco bertuliskan 1.000 di bagian punggung.
Pele mengambil kostum tersebut lalu berkeliling mengitari lapangan penuh haru.
Perasaan berbeda dirasakan Andrada. "Saya sangat kecewa. Saya seharusnya bisa menahan bola tendangan penalti itu. Andai saya tidak menjadi kiper pada laga tersebut," tutur kiper timnas Argentina antara 1960 dan 1969 itu.