Dalam tiga pertandingan pertama Setan Merah di Premier League musim ini, Romero menjadi pilihan utama manajer Louis van Gaal. Pelatih asal Belanda itu mengesampingkan De Gea yang musim lalu tampil gemilang lantaran dianggap tak fokus akibat rumor transfernya ke Real Madrid.
Isu transfer De Gea itu juga berimbas pada keinginan Van Gaal merekrut Jasper Cillessen. Kiper Ajax Amsterdam itu dirumorkan akan mendarat di Old Trafford andai De Gea gabung ke Real Madrid.
Akan tetapi, isu transfer itu tak dihiraukan oleh Romero. Kiper tim nasional Argentina itu siap bersaing dengan siapa pun demi mendapatkan tempat utama.
"Sepanjang karier, aku selalu siap untuk bertarung. Situasi seperti itu selalu kualami, terutama menjelang Piala Dunia 2014," kata Romero kepada Sunday Mirror.
"Aku melakukan segalanya agar bisa dalam performa terbaik di Piala Dunia Brasil. Tak ada kemudahan. Aku berlatih keras di Monaco. Namun, pelatih Claudio Ranieri saat itu membuatku kecewa. Hanya, aku menyadari bahwa inilah sepak bola," kata mantan kiper AS Monaco ini.
Di Monaco, Romero memang menjadi pilihan kedua. Ranieri saat itu lebih memilih Danijel Subasic sebagai kiper utama.
"Aku bermain sangat sedikit saat itu. Terima kasih Tuhan karena pelatih Alejandro Sabella dan rekan-rekanku di tim nasional Argentina menyuntikkan rasa percaya diri," tutur Romero.
Pada Piala Dunia 2014, Romero bersama tim nasional Argentina melangkah ke final seusai mengalahkan Belanda yang dilatih Van Gaal dan diperkuat Cilessen. Saat itu, Romero memenangi laga via adu penalti dan melangkah ke final.
"Angel Di Maria saat itu menandatangiku. Dia berkata agar aku ingat istri, anak, dan orang-orang yang mencintaiku, serta mengikuti kata hatiku. Ternyata, itu berhasil," ucap mantan kiper Sampdoria ini.
Keberhasilan Romero mengantarkan Argentina ke final itu langsung mengubah nasibnya. Sejak saat itu, Romero mengaku bahwa kian banyak yang meminta tanda tangan dan berfoto bersama.