Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan di Sepak Bola Indonesia

Kompas.com - 31/10/2014, 09:34 WIB
Ary Wibowo

Penulis

Rakyat ingin bersatu, wakil mereka di DPR justru malah berseteru, memecah diri dalam politik kubu. Bukannya segera memperjuangkan kepentingan umum, tetapi mereka ribut memperebutkan kursi ketua komisi. Upaya itu pun tidak lagi dilakukan dengan komunikasi santun penuh etika, melainkan emosi serta menggebrak-gebrak meja.

Merosotnya moral dan sopan santun seperti itu tanpa disadari akan menjadikan manusia tidak beradab. Pada akhirnya hal itulah yang mendorong manusia untuk menghalalkan segalanya, termasuk ketika menghilangkan nyawa manusia serta mengeruk keuntungan untuk memperkaya diri melalui jalan pintas dengan cara korupsi.

Lebih mengerikan lagi, perilaku konyol seperti itu terkadang secara terbuka dipertontonkan di hadapan ratusan jiwa penduduk Indonesia. Dari jutaan jiwa tersebut, mungkin ratusan ribu di antaranya adalah anak-anak yang bisa jadi merupakan calon generasi penerus pemimpin bangsa.

Apakah masalah terbesar dari seorang ayah yang tanpa rasa bersalah menunjukan tindakan melanggar aturan lalu lintas di depan anaknya? Jawabannya bukanlah kemacetan. Tetapi, dengan kemampuan daya tangkap yang luar biasa, seorang anak akan merekam dan siap menirunya di kemudian hari.

Dengan begitu sampai kapanpun masalah lalu lintas itu tidak akan hilang. Begitulah beberapa contoh kondisi nyata dalam kehidupan sosial dan berpolitik kita. Sejumlah masalah kehidupan berpolitik itu pun rasanya tidak akan hilang jika tidak ada niat tulus dan kemauan dari mereka untuk memperbaiki pola pikirnya sendiri demi kemajuan bangsa.

Hakikat
Mengacu ke pernyataan Beckenbauer, berbagai persoalan sosial-politik itu pun bisa masuk ke ruang lingkup sepak bola. Sama seperti kehidupan berbangsa, dalam bidang olahraga apapun setiap masalah bakal selalu dialamatkan ke pemimpinnya, dengan kata lain, adalah induk federasi cabang olahraga.

Logika sederhananya adalah setiap timbul masalah, pasti ada akar penyebabnya. Tetapi, jika akar penyebab itu tidak diselesaikan hingga tuntas, wajar masalah akan terus terjadi. Kalau sudah begini, pola pikir para stakeholder sepak bola, termasuk pengurus PSSI, yang menjadi titik krusial.

Jika mereka semua serius dan tulus mengilhami bahwa hakikat sepak bola adalah olahraga yang penuh keindahan dan kejujuran, sejatinya, berbagai persoalan seperti karut marut sistem dan mutu kompetisi, pembayaran hak-hak pemain yang belum terealisasi, serta perbaikan perangkat pertandingan, perlahan-lahan pasti bisa teratasi.

Toh, jika hak-haknya dipenuhi dengan baik, para pemain tidak akan rentan tergoda menerima uang haram yang dapat berimbas pada mutu kompetisi. Jika ada fasilitas serta perangkat pertandingan berkualitas, adu jotos di akhir laga pun bisa dihindari karena suporter puas menyaksikan permainan yang berkelas.

Namun, jika berpikir sepak bola hanya urusan menang dan kalah, apa bedanya mereka dengan pejudi yang melakukan "bisnis" untuk mengeruk keuntungan semata. Dari pemikiran seperti itulah tanpa disadari dapat muncul praktik-praktik mafia. Dan bisa jadi, disitulah letak sesungguhnya kejahatan utama sepak bola Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Liga Indonesia
Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Liga Italia
Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Timnas Indonesia
Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Liga Indonesia
Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Liga Inggris
Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Liga Indonesia
Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Liga Inggris
Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Timnas Indonesia
Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor 'The Invincibles' Pimpinan Wenger

Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor "The Invincibles" Pimpinan Wenger

Liga Inggris
Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Liga Italia
Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia
Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Sports
Piala Asia U17 Putri 2024 Bukan Titik Akhir, Garuda Pertiwi Mau Terus Belajar

Piala Asia U17 Putri 2024 Bukan Titik Akhir, Garuda Pertiwi Mau Terus Belajar

Timnas Indonesia
Persib Vs Bali United, Kisah Marcos Flores dan Kutukan Maung Bandung

Persib Vs Bali United, Kisah Marcos Flores dan Kutukan Maung Bandung

Liga Indonesia
Mantan Pemain Real Madrid Latih PSBS Biak Musim Depan

Mantan Pemain Real Madrid Latih PSBS Biak Musim Depan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com