Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Cerita Orkes Tiki-Taka el Xaviniesta...

Kompas.com - 20/06/2014, 10:00 WIB
Ary Wibowo

Penulis

Toh, beberapa tim yang kini telah mencampakkan kiblat penguasaan bola masih bisa menikmati sukses. Sebut saja klub seperti Atletico Madrid, Borussia Dortmund, Chelsea dan bahkan Real Madrid yang mulai terbiasa menerapkan doktrin pragmatis ala Jose Mourinho. Mereka mengutamakan barisan pertahan yang kuat dan menyerang melalui serangan balik.

Saat menghadapi Bayern di leg pertama semifinal Liga Champions 2013-14, Madrid hanya menguasai bola sebanyak 37 persen. Namun, hasil akhirnya justru Bayern-lah yang hancur setelah tersingkir dengan agregat 0-5. Hasil itu secara tidak langsung memberi pelajaran berharga bagi Pep Guardiola bahwa nilai satu-satunya dari sepak bola adalah gol.

Sebenarnya tanda-tanda keruntuhan tiki-taka sudah terlihat dari permainan Spanyol pada Piala Eropa 2012. Meski berhasil menjadi kampiun, Spanyol sangat minim dalam urusan mencetak gol dan lebih parah lagi mereka terkesan mandul. Belum lagi melihat tersingkirnya Barcelona dengan agregat 0-7 dari Bayern Muenchen di semifinal Liga Champions 2012-13.

Setelah itu, lihat pula saat Spanyol dikalahkan Brasil 0-3 di final Piala Konfederasi 2013. Pada Piala Dunia 2014 sendiri, dari dua laga Grup B, Spanyol hanya mencetak satu gol saat menghadapi Belanda. Itu pun lewat hadiah tendangan penalti.

Ketika melawan Cile, terlihat jelas tiki-taka Spanyol kembali macet di lapangan. Sepanjang 90 menit, para pemain Cile tanpa lelah melakukan pressing kepada para pemain Spanyol. Iniesta semakin kebingungan karena tandemnya Xavi berada di bangku cadangan. Bersama Pedro dan David Silva, Iniesta kesulitan membongkar rapatnya pertahanan Cile.

Alhasil, petaka kembali menghampiri skuad La Furia Roja. Melalui serangan balik, Cile berhasil membobol gawang Iker Casillas dua kali. Kedidayaan Spanyol pun benar-benar runtuh karena setelah wasit meniup peluit panjang skor 0-2 tetap terpampang di papan skor raksasa Stadion Maracana.

Dari kekalahan itu pula bisa dibilang merupakan akhir dari era orkes tiki-taka el Xaviniesta. Bagi Xavi, mungkin dia tidak akan pernah lagi bermain untuk Spanyol. Namun, Iniesta akan menjadi harapan untuk membimbing para gelandang muda Spanyol dalam dua atau tiga tahun ke depan agar lonceng kematian tiki-taka tidak cepat berbunyi.

"Tim yang lebih baik belum tentu menang. Ada yang lebih besar daripada hasil pertandingan, yang akan lebih abadi dan yang akan memberikan kenangan yang akan selalu diingat orang." - Xavi Hernandez

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com