Dalam sejarahnya, FIFA Ballon d'Or merupakan ajang hasil peleburan antara FIFA Player of The Year dan UEFA Ballon d'Or. Total, Messi sudah tiga kali beruntun merengkuh gelar individu tertinggi bagi pesepakbola di kolong langit ini. Jika ditambah dengan gelar sebelumnya, yakni saat sebelum peleburan, artinya La Pulga telah empat kali beruntun berpredikat sebagai pemain terbaik dunia.
Terlepas dari bakat hebatnya sebagai seorang pesepakbola, terpilihnya Messi beberapa kali memunculkan polemik. Hal itu karena beberapa kali Messi terpilih ketika di saat yang sama, dia menjalani musim yang kurang meyakinkan bersama klubnya, Barcelona maupun bersama timnas Argentina.
Tentu masih terngiang dalam ingatan kita ketika tahun 2010. Saat itu, insan sepak bola sebenarnya lebih meyakini gelar Ballon d'Or akan jatuh ke tangan salah satu pemain tim nasional Spanyol yang saat itu menjadi juara Piala Dunia, ataupun salah satu pemain Inter Milan, yang pada tahun yang sama menjalani musim luar biasa dengan meraih treble winner, yakni Juara Serie-A, Coppa Italia, dan Liga Champions.
Dua orang punggawa El Matador, yakni Xavi Hernandez dan Andres Iniesta memang masuk tiga besar. Namun satu nama yang tersisa bukanlah pemain yang berasal dari Inter, melainkan siapa lagi kalau bukan Messi. Padahal saat itu publik memperkirakan Wesley Sneijder atau Diego Milito lah yang pantas masuk. Keduanya dipandang memiliki peran besar dalam mengantarkan Inter meraih "si kuping besar", mengempaskan Bayern Muenchen di partai final.
Namun apa daya, pada akhirnya Messi lah yang menjadi pemenangnya. Padahal saat itu, dia "hanya" mampu meraih satu gelar, yakni juara La Liga 2009/2010. Walalupun pada saat yang sama, dia mampu menjadi pencetak gol terbanyak dengan 34 gol.
Sementara di Liga Champions, langkahnya bersama Les Cules harus terhenti di semifinal. Dan di Piala Dunia 2010 lebih parah lagi. Messi seakan tak bisa berbuat apa-apa saat Argentina dipermak Jerman empat gol tanpa balas.
Kritikan Mourinho
Dalam Ballon d'Or, semua negara anggota FIFA mengirimkan masing-masing tiga orang yang memiliki hak pilih. Mereka adalah kapten tim nasional, pelatih tim nasional dan salah satu wartawan sepakbola di negara tersebut.
Di tahun 2011, Mou berpendapat jika tanpa voting, Cristiano Ronaldo-lah yang harusnya menang. Saat itu, Ronaldo berhasil meraih gelar el pichichi dengan raihan 40 gol. Unggul sembilan gol dari Messi yang duduk di posisi kedua.
Terlepas dari faktor keberhasilan Messi merengkuh dua gelar bersama El Barca, yakni juara La Liga dan Liga Champions, toh Messi juga terpilih di tahun sebelumnya berkat raihan gol terbanyaknya. Dan Ballon d'Or juga merupakan prestasi individu seorang pesepakbola.
Saat itu, dalam malam penganugerahan yang digelar di bulan Januari 2012, Mourinho dan Ronaldo memilih tak datang.
Setahun berselang, yakni saat Messi kembali terpilih sebagai pemain terbaik dunia 2012, Mourinho kembali melancarkan kritikannya. Menurut Mou, Ronaldo lebih berhak memenangi Ballon d'Or 2012 karena menjuarai La Liga dan berhasil membawa Portugal hingga babak semifinal Euro 2012.
Sementara Messi, gagal mempertahankan gelar juara La Liga, kendati mampu menciptakan 50 gol di La Liga. Dia mengungguli Ronaldo yang menciptakan 46 gol.