Hal itu terlihat dari laga persahabatan melawan tim nasional Inggris yang tampil dengan materi pemain yang lebih terbatas, Minggu (2/6), yang berakhir imbang 2-2 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil.
”Tentu saja penonton mengharapkan tim menang. Mereka menginginkan gol-gol dan kemenangan, tetapi kami memahami bahwa Inggris adalah lawan yang sulit dihadapi,” kata Scolari.
Meski mendominasi babak pertama dengan langsung menurunkan pemain-pemain terbaiknya, seperti Neymar, Hulk, Oscar, dan Fred di lini penyerangan, didukung Luis Gustavo, Paulinho, dan Dani Alves, Brasil gagal membobol gawang Inggris.
Kekompakan para pemain Brasil yang mayoritas bermain di liga-liga Eropa itu masih terlihat lemah. Neymar, Oscar, Fred, dan Hulk sering kali bermain sendiri-sendiri tanpa tandem untuk membagi bola di dekatnya. Akibatnya, bola mereka sering terpatahkan pemain-pemain belakang Inggris.
Ketatnya benteng pertahanan Inggris, yang hanya menyisakan Rooney di tengah lapangan, serta penampilan gemilang penjaga
Pada paruh laga pertama, Inggris praktis hanya dua kali membahayakan gawang Julio Caesar, salah satunya tendangan Theo Walcott dari jarak dekat, tetapi berhasil ditahan kiper Brasil itu.
Pada awal babak kedua, Brasil meneruskan dominasinya dengan kembali mengurung pertahanan Inggris. Masuknya Hernanes dan Marcelo menambah kuat gempuran Brasil. Hasilnya kemudian terlihat pada menit ke-57. Sebuah tendangan jarak jauh Hernanes membentur mistar gawang Inggris dan memantul ke kembali ke lapangan, Fred mengonversi bola rebound tersebut dengan gol jitu.
Tertinggal satu gol membuat permainan Inggris berubah. Mereka bermain lebih agresif untuk menyerang, terlebih lagi setelah Glen Johnson digantikan Alex Oxlaide Chamberlain. Pemain muda Arsenal itu pula yang kemudian menjebol gawang Julio Ceasar melalui kerja sama apik dengan Frank Lampard dan Wayne Rooney pada menit ke-67.