Ketat dan disiplinnya para pemain Israel untuk menjaga gawang mereka tidak diimbangi dengan kreativitas para penyerang Portugal.
Tim asuhan Paulo Bento itu hingga awal babak kedua bermain terlalu monoton dan kurang berani membawa bola menerobos ke kotak penalti. Ronaldo pun lebih banyak menunggu dan sering kebingungan kepada siapa bola harus diberikan.
Joao Moutinho, Postiga, dan Ronaldo yang bermain di tiga klub berbeda belum bisa bekerja sama dengan baik. Postiga beberapa kali mendapat peluang, tetapi gerakannya yang sering terlambat membuat peluang-peluang itu gagal dimanfaatkan.
Sementara di lini belakang,
Kesalahan penjaga gawang Portugal dalam mengantisipasi bola tendangan penjuru membuahkan gol ketiga bagi Israel melalui tandukan ”mulus” Rami Gershon pada menit ke-70.
Akan tetapi, dua menit kemudian Ronaldo bisa meloloskan diri dari kawalan dua pemain Israel, lalu mengarahkan bola kepada Postiga yang tidak terjaga. Kali ini Postiga dengan mudah bisa menjebloskan bola ke gawang Israel.
Skor 3-2 itu membuat Portugal semakin gencar mengurung pertahanan Israel, dengan pola serangan yang lebih bervariasi dan berani. Upaya Portugal itu menghasilkan gol penyelamat, tiga menit setelah waktu normal 90 menit usai.
Dari Zona Afrika, Ghana bertekad melupakan kegagalan pada Piala Afrika 2013 dengan berusaha lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil. ”Kami sangat bernafsu ke Piala Dunia. Pertandingan melawan Sudan tidak akan mudah. Namun, kami ingin menang dengan segala upaya,” kata gelandang Ghana, Sulley Muntari, seperti dikutip BBC, menjelang laga melawan Sudan, Minggu (24/3). Saat ini, Ghana berada di posisi kedua Grup D di bawah Zambia.