Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneruskan Kehebatan Dinamit Denmark

Kompas.com - 02/03/2013, 02:46 WIB

Sebagai pemain, Michael Laudrup melegenda. Dia menjadi salah satu pesepak bola terbaik asal Denmark yang mampu menancapkan namanya di deretan pemain-pemain terkemuka dunia.

Kiprahnya sebagai pemain, yang pernah membela Lazio, Juventus, Barcelona, Real Madrid, dan menutup kariernya bersama Ajax Amsterdam pada Juni 1998, menjadi bukti kehebatan Laudrup. Dia menjadi gelandang serang yang disegani lawan.

Kehebatan Laudrup terus berlanjut di bidang kepelatihan. Pria kelahiran Frederiksberg, Denmark, 15 Juni 1964, itu mencatatkan diri sebagai salah seorang pesepak bola yang sukses sebagai pemain dan pelatih.

Wajarlah apabila Pemerintah Denmark menganugerahinya gelar kesatria Denmark, Order of the Dannebrog, pada April 2000. Pada November 2006, dia dinobatkan sebagai pesepak bola terhebat Denmark sepanjang masa oleh Asosiasi Sepak Bola Denmark.

Laudrup, yang memutuskan melanjutkan karier sepak bolanya sebagai pelatih, sukses melalui debutnya di klub Denmark, Bronby, dengan sekali menjuarai liga dan dua piala Denmark. Sukses dia sebagai pelatih terus berlanjut di Getafe dan Spartak Moskwa. Namun, prestasi yang dihargainya sangat tinggi adalah karier sebagai Pelatih Swansea City pada saat ini.

Laudrup tak hanya mengangkat Swansea dari papan bawah ke papan tengah Liga Primer Inggris (EPL), tetapi juga mempersembahkan gelar bergengsi pertama bagi klub itu. Gelar yang ditunggu-tunggu sejak klub itu berdiri seabad lalu, yaitu Piala Liga Capital One. Pada laga puncak Piala Liga, Minggu (24/2), Swansea menang telak 5-0 atas Bradford.

”Saya tidak bisa membandingkan piala ini, dan apa yang sudah kami capai dalam kompetisi ini, dengan sesuatu yang sudah saya raih sebelumnya. Memenangi sebuah piala dengan Barcelona, Real Madrid, atau Juventus memang ’sesuatu’, tetapi memenangi kompetisi dengan sebuah tim kecil seperti Swansea sungguh fantastis. Ini adalah piala besar pertama yang pernah diraih klub itu. Sesuatu yang pertama itu pastilah spesial,” katanya menegaskan.

Meski demikian, Laudrup yang resmi bergabung dengan Swansea mulai Juni 2012, dengan rendah hati menjelaskan, dia hanya melanjutkan apa yang sudah diletakkan oleh para pendahulunya. Salah satunya Brendan Rodgers, yang kini menangani Liverpool.

”Filosofinya sudah ada sejak enam-tujuh tahun lalu. Itu membuat semuanya menjadi lebih mudah karena setiap kali Anda mendapatkan seorang pelatih dengan filosofi yang sama, Anda pun mencari pemain yang serupa,” paparnya.

Keluarga sepak bola

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com