Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Kapan Darah Basuhi Sepak Bola Indonesia?

Kompas.com - 05/06/2012, 07:55 WIB

"Sepak bola Indonesia ini sudah rusak, jadi jangan ditambahi dengan masalah-masalah seperti ini. Sepak bola seharusnya tidak sampai seperti ini. Sampai kapan lagi sepak bola harus kehilangan nyawa-nyawa yang tidak perlu," sesal kapten Persija, Bambang Pamungkas, menanggapi sejumlah insiden berdarah itu.

Sosiolog Imam B Prasodjo berpendapat, kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola merupakan bentuk emosional primitif yang mengarah ke perlakuan hewani. Jika tidak segera diselesaikan, proses kristalisasi sebagai kelompok suporter yang selalu menganggap lawannya adalah musuh, kekerasan itu masih terus terjadi dan bisa mengeras lagi.

"Yang menjadi perekat kelompok suporter adalah rasa kekitaan yang sangat emosional. Akibatnya, orang beranggapan bahwa di luar kelompok saya adalah musuh. Jika dibiarkan, nantinya kelompok ini bisa masuk ke dalam lingkaran budaya kekerasan yang menjadikan mereka bertindak sebagai mesin yang membenci kelompok lain," ujar Imam.

Memang, selain fanatisme sempit di setiap insiden berdarah dalam sepak bola itu memang juga tak bisa dilepaskan dari peran aparat dalam mengamankan sebuah pertandingan. Sebab, tak jarang, mereka pun dinilai bertanggung jawab atas sejumlah insiden itu. Tidak hanya di Indonesia, tragedi Hillsborough antara Liverpool dan Nottingham Forest pada 1989 menjadi kritik keras buat aparat keamanan yang dinilai teledor.

Guru Besar Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Senin (4/6/2012) malam, menilai aparat harus merancang bermacam usaha mencegah konflik di antara para suporter. Ia menilai, prosedur itu harus juga dilaksanakan secara baik ketika mengamankan suatu pertandingan besar yang identik dengan pendukung kesebelasan yang fanatik.

"Polisi pasti memiliki pertimbangan lain, karena tugas polisi adalah menciptakan public order. Memang perlu ada evaluasi kedua belah pihak. Jika polisi salah menerapkan tugasnya, silakan diperiksa. Tetapi, suporter juga harus sadar diri untuk tetap tertib dan tidak membuat masalah. Saya yakin, jika tidak ada hal-hal aneh, insiden itu tidak akan pernah terjadi," ujar Adrianus.

Respons dan tindakan nyata
Terlepas sebab muasal dari insiden berdarah tersebut, hilangnya puluhan nyawa itu telah menambah buruk sejarah kelam sepak bola Indonesia. Belum ada cara, respons, dan tindakan tegas untuk menyelesaikan persoalan itu secara nyata. Memang bukan pekerjaan mudah. Tapi, apakah sebanding jika olahraga favorit jutaan rakyat Indonesia ini terus memakan korban jiwa?

Lihat saja, Pemerintah Mesir langsung menghentikan seluruh kegiatan sepak bolanya akibat insiden berdarah di Port Said. Seluruh tim sepak bola Inggris pun berbesar hati rela menerima hukuman larangan tanding di kompetisi Eropa selama lima tahun dari FIFA atas ulah pendukung Liverpool dalam tragedi Heysel yang terjadi 27 tahun silam. Hasilnya, respons itu pun berbuah nyata, yakni sepak bola mereka dapat berkembang jauh lebih baik.

Bagi suporter, tak berlebihan juga jika mereka mencontoh rivalitas sejumlah klub luar negeri. Lihat saja perseteruan antara Barcelona-Real Madrid ataupun AC Milan-Inter Milan. Alasan kebencian yang mendarah daging dalam benak pendukung keempat tim itu yang berkaitan dengan sejarah panjang perjalanan bangsa mereka, bahkan jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan fanatisme suporter di Indonesia.

Namun, bagi Barcelona, Madrid, Milan, maupun Inter, rivalitas yang mengakibatkan pertumpahan darah adalah warisan kuno yang tak pantas dilakukan di era modern saat ini. Rivalitas dan fanatisme, bagi mereka, telah bertransformasi menjadi pertarungan sehat dan sengit di dalam lapangan. Sepak bola pun akan kembali pada hakikatnya, yakni sebagai permainan indah 22 manusia di atas rumput!

Melihat sejumlah fakta itu, sangat pantas jika pertanyaan besar disematkan kepada para suporter, pengurus, serta penanggung jawab sepak bola Indonesia. Kini, semuanya kembali pada kemauan dan keseriusan mereka membangun olahraga itu tanpa ada lagi ratapan tangis dan air mata, apalagi darah tertumpah. Sangat picik jika olahraga indah itu hanya terus menjadi penyumbang duka puluhan pemuda yang meregang nyawa akibat sepak bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Liga Champions
Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Timnas Indonesia
Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Sports
Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Liga Lain
RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

Sports
Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Internasional
Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Liga Champions
Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Internasional
Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Timnas Indonesia
Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas Indonesia
Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com