Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deformasi Sepak Bola

Kompas.com - 30/04/2011, 08:55 WIB

Lebih kocak lagi ketika PSSI menelikung Statuta FIFA tentang syarat calon ketum tidak boleh mantan napi dalam kongres tahun 2009 untuk meloloskan Nurdin Halid, FIFA bungkam seribu bahasa. Alhasil, FIFA dan PSSI menjadi organisasi yang tidak mampu menegakkan aturan yang dibuat sendiri. Larangan terhadap Arifin, George, dan Nirwan itu ngawur.

Ketiga calon ketum PSSI ini jelas memenuhi syarat yang ditetapkan. Tak pantas mereka disamakan dengan Nurdin Halid yang tercoret karena syarat napi atau bekas napi. FIFA melanggar pula asas demokrasi dan hak asasi dalam pemilihan ini.

Setiap warga Indonesia mempunyai hak dipilih dan bukan urusan FIFA menetapkan larangan yang bertentangan dengan kedaulatan wilayah, demokrasi, serta kemerdekaan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, saya bolak-balik mengatakan dengan mengutip kalimat terkenal Bung Karno, "Go to hell with FIFA."

Mereka tidak mengerti ihwal terjadinya karut-marut persepakbolaan kita dan mengambil keputusan-keputusan kontroversial hanya berdasarkan informasi mentah. Informasi itulah yang dengan berlelah-lelah dibawa tokoh-tokoh sepak bola kita yang terbang ribuan kilometer ke markas besar FIFA di Zurich.

Lalu, setelah bertemu hanya beberapa jam dengan pengurus FIFA, mereka kembali ke Indonesia dan dengan bangga menyampaikan keputusan-keputusan ngawur FIFA. Apa FIFA pernah berupaya, misalnya, mengirimkan tim untuk mempelajari kisruh sejak Kongres Nasional Sepak Bola di Malang, Maret 2010?

Atau, setidaknya meminta bantuan pengurus AFC, yang menaungi PSSI di Asia, untuk sungguh-sungguh mempelajari duduk perkara krisis persepakbolaan kita? FIFA semestinya mau serius mempelajari kondisi sosiologis kita.

Setidaknya Indonesia negara berpenduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. India dan Amerika Serikat bukanlah "negara sepak bola" sehingga Indonesia sesungguhnya pasar kedua penonton terbesar di dunia dengan bilangan jauh melampaui negara-negar di Eropa.

Indonesia memiliki jumlah klub dan pemain terbesar di Asia Tenggara dan, jangan-jangan, juga di Asia Pasifik. Peringkat FIFA kita memang rendah, tetapi pamor kita pernah cukup tinggi karena merebut medali perunggu Asian Games 1958 serta medali emas SEA Games 1987 dan 1991.

Pada zaman Bung Karno dan Pak Harto, tim nasional kita beberapa kali nyaris lolos ke ajang Piala Dunia. Arifin dan Nirwan sosok yang membaktikan diri untuk pembinaan dan kompetisi. Arifin melancarkan reformasi lengkap dengan LPI sebagai kompetisi yang menjunjung asas fair play.

Nirwan sudah lama mengirimkan sejumlah tim ke mancanegara untuk mendukung prestasi timnas. Bisa dibayangkan betapa ruginya kalau kedua tokoh ini akhirnya merasa upaya mereka sia-sia karena larangan ngawur FIFA.

Namun, kenyataan yang harus diterima juga, tidak tertutup kemungkinan politisi yang akan memimpin PSSI. Tidak apa-apa juga karena faktanya sepak bola merupakan pintu masuk untuk merebut suara di Pilpres/Pemilu 2014. Sekali lagi, setiap kali bangsa ini melancarkan reformasi di bidang apa pun, yang kerap terjadi justru deformasi alias hilangnya bentuk atau rencana awal. ***

*) Budiarto Shambazy, wartawan senior KOMPAS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Menpora Kunjungi Al Nassr, Bahas Kans Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Menpora Kunjungi Al Nassr, Bahas Kans Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

Sports
Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Timnas Indonesia
Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Liga Lain
Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Liga Italia
5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Liga Champions
Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Timnas Indonesia
Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Bundesliga
Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Liga Champions
Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Liga Italia
Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com