Namun, kita tak boleh terus terpuruk. PSSI harus "bangun" dan bisa belajar dari apa yang terjadi selama Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, serta mengambil hal-hal positif. Mimpi untuk meraih tiket gratis ke putaran final Piala Dunia dengan cara menjadi tuan rumah pertandingan terakbar ini pada tahun 2022 harus segera dikubur dalam-dalam setelah FIFA mencoret Indonesia dari daftar kandidat tuan rumah.
Kini, PSSI menghadapi suatu kenyataan bahwa perlu kerja keras, konsistensi, kesabaran dan semangat pantang menyerah agar timnas bisa tampil pada Piala Dunia. Seperti langkah Jerman, yang menomorsatukan pembinaan pemain muda, PSSI pun harus bisa menirunya dengan perhatian yang serius terhadap sekolah sepak bola di Tanah Air, serta memprioritaskan para pemain muda untuk tampil di kompetisi domestik level tinggi. Program instan sepeti mengirim para pemain "belajar" di Italia (Primavera), Uruguay, dan Paraguay bukanlah solusi yang tepat karena perlu pembinaan berjenjang sejak dini.
Rencana Ketua Umum PSSI Nurdin Halid untuk merekrut mantan pelatih timnas Turki di Piala Eropa 1996 dan 2008, Fatih Terim, sebagai arsitek untuk membawa Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2018, merupakan sebuah langkah besar. Namun, hal tersebut hanya menjadi mubazir jika kualitas kompetisi internal PSSI masih amburadul. Fasilitas dan prasarana serta manajemen persebakbolaan juga menjadi komponen signifikan yang menunjang hal tersebut.
"Sebagai langkah awal, ini sudah sangat bagus. Tapi seperti pelatih lainnya, dia (Fatih Terim), juga membutuhkan dukungan dari semua pihak, baik fasilitas maupun sarana pendukung. Kalaupun nanti Fatih Terim bisa meningkatkan prestasi dalam waktu lebih singkat, maka yang harus dipikirkan dalam jangka panjang adalah bagaimana membuat agar peningkatan tersebut berkesinambungan," ujar mantan kapten timnas Indonesia, Ponaryo Astaman.
Nah, daripada terus tidur dan hanyut oleh mimpi indahnya, dari sekarang PSSI harus segera bangun dan mulai berbenah. Dukungan dan pesan yang disampaikan oleh Presiden SBY kiranya bisa menjadi pemicu semangat untuk mewujudkan semua impian itu.
"Kita harus bersatu padu untuk majukan sepak bola Indonesia. Saya siap bersama-sama memajukan sepak bola Indonesia," ujar SBY, dalam acara menonton bareng di Puri Cikeas Indah, Bogor, Senin (12/7/2010) dini hari WIB, menjelang final Piala Dunia 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.