Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Refleksi Akhir Tahun, Javier Roca Penuh Rasa Syukur di Tengah Lika-Liku Sepak Bola Indonesia

Javier Roca berhasil mengukir prestasi dengan menyelamatkan Persik Kediri dari jurang degradasi di sisa Liga 1 2021-2022.

Ia berhasil membawa tim berjuluk Macan Putih naik sampai ke papan tengah setelah hampir sepanjang musim berkutat di papan bawah dan zona merah.

Pencapaian tersebut membuatnya membungkam keraguan pada musim debut sebagai pelatih di sepak bola Indonesia.

Namun, pelatih asal Chile tersebut mendapatkan ujian memasuki musim baru. Ia gagal mempertahankan kestabilan performa Persik di Piala Presiden dan awal Liga 1 2022-2023.

Akhirnya, ia resmi diistirahatkan manajemen pada awal Agustus karena alasan performa tim yang tak kunjung membaik.

Akan tetapi, sang pelatih tak menganggur lama. Manajemen Arema FC menghubunginya untuk menggantikan posisi Eduardo Almeida yang juga bermasalah karena masalah performa.

Javier Roca resmi menjadi pelatih Singo Edan pada pekan ke-9 pada awal September 2022.

“Saya selalu bersyukur selalu saya berterima kasih, saya positif dari awal tahun habis itu saya diberikan kesempatan untuk memegang klub sebesar Arema. Selain bersyukur, saya juga ada keyakinan dengan apa yang saya lakukan selama berkarier berlatih di jalan yang benar,” ujar Javier Roca kepada Kompas.com.

“Saya tahu Tim Arema tidak sembarangan memberi kesempatan seorang pelatih. Jadi, itu suatu kebanggaan,” tambahnya.

Bersamaan dengan kesempatan yang lebih besar, Javier Roca pun mengakui mendapatkan tantangan yang lebih besar bersama Arema FC.

Tugasnya tak sekedar dari membawa kemenangan untuk tim. Ia diminta untuk membawa tim kembali ke puncak performa, mengembalikan karakter dan ciri khas permainan tim berjuluk Singo Edan.

Pekerjaan berat untuk mendapatkan kembali kepercayaan Aremania terhadap tim.

“Satu alasan kenapa saya bisa masuk ke Arema karena sebenarnya Aremania banyak yang tidak cocok dengan pelatih sebelumnya. Dari situ tanggung jawab saya untuk mengubah permainan lebih besar,” tutur mantan gelandang elegan tersebut.

“Namun, dengan kualitas pemain yang dimiliki Arema serta nama besar dan pengalaman sebenarnya saya pikir tidak akan butuh waktu lama,” tambahnya.

Di tengah misinya untuk kembali membawa kejayaan Arema FC, Javier Roca dihadapkan dengan Tragedi Kanjuruhan.

Sebuah bencana kemanusiaan yang terpatri abadi dalam ingatannya.

Sang pelatih menjadi saksi bagaimana puluhan suporter meregang nyawa. Bahkan, ia melihat langsung ada suporter yang meninggal di pelukan pemain.

Kejadian tersebut dipicu pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 Arema FC kalah 2-3 atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.

Sebagai pelatih, dirinya merasa memegang tanggung jawab atas kekalahan tersebut.

Tragedi ini membuat pikirannya berkecamuk. Dalam keadaan duka ia merefleksikan jauh pikirannya mengenai kelayakannya sebagai pelatih.

Namun, di satu titik ia menemukan pencerahan bahwa kesalahan yang terjadi bukan untuk diratapi, namun menjadi pelajaran supaya tidak terulang kembali.

“Kejadian Kanjuruhan itu kan kejadian yang sangat membuat semua orang belajar dan membuat kita bertanya kembali apakah benar ini terjadi? Apakah dan bagaimana kita salah? Di mana kita perbaiki diri?” ucap pelatih berusia 45 tahun tersebut.

"Sebenarnya kalau kita benar-benar mau refleksi diri dan pikirkan, apa yang bisa kita perbaiki setiap hari itu tujuan saya dari awal. Apapun hasil di pertandingan itu setiap hari coba menjadi manusia yang lebih baik secara otomatis menjadi pelatih yang baik,” terangnya.

Setelah Tragedi Kanjuruhan, beban Javier Roca semakin berat. Ia diharuskan memimpin pemain yang dalam kondisi trauma untuk bangkit.

Belum lagi lanjutan Liga 1 2022-2023 dengan sistem bubble menjadi tantangan tambahan.

Dengan tekad yang besar ia berhasil berhasil melewati rintangan dan tantangan demi menjadi lebih baik setiap harinya.

Sistem bubble Liga 1 yang bergulir kemudian juga dirasa tidak menjadi kendala. Sebab, sang pelatih sudah terlatih bersama Persik Kediri saat Liga 1 2021-2022 yang mengusung sistem sama.

Javier Roca berhasil membawa Arema FC mengemas empat kemenangan beruntun dan menjadikan Arema FC menjadi tim paling produktif dari pekan ke-12 sampai ke-15.

Sayangnya, dua pertandingan terakhir di putaran pertama berakhir dengan kekalahan.

“Sebenarnya buat saya itu tidak terlalu rumit. Cepat beradaptasi juga,” tambahnya.

Tahun baru 2023 kini sudah menyapa, putaran kedua juga sudah di depan mata.

Tahun baru menjadi semangat baru, harapan baru dan ia yakin ini menjadi awal yang baru yang lebih baik untuk semua.

“Tetap bersyukur semoga tahun 2023 itu lebih bagus. Saya sekeluarga dan semua kita bisa menikmati sepakbola sesungguhnya, tidak ada kejadian yang aneh-aneh lagi,” ucap Javier Roca penuh harap.

“Semoga saya juga diberikan kekuatan untuk membawa memimpin Arema FC. Di putaran pertama kami selesai di posisi ke-7 semoga di putaran kedua kami bisa berprestasi lebih lagi untuk paling tidak bisa sedikit membanggakan Aremania yang lagi berduka,” pungkasnya.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/31/15300018/refleksi-akhir-tahun-javier-roca-penuh-rasa-syukur-di-tengah-lika-liku-sepak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke