KOMPAS.com - Beberapa tim pernah melakukan comeback luar biasa pada leg kedua fase gugur Liga Champions. Chelsea dan Bayern Muenchen bisa menirunya.
Chelsea dan Bayern Muenchen adalah dua dari delapan tim yang sudah menjejakkan kaki mereka di perempat final Liga Champions.
Pada leg pertama, kedua tim tersebut sama-sama tertunduk. Mereka kalah dari lawan masing-masing.
Chelsea menyerah 1-3 dari Real Madrid di Stamford Bridge, Inggris, pada Kamis (7/4/2022) dini hari WIB.
Pada waktu yang bersamaan di tempat berbeda, Bayern Muenchen dibungkam tuan rumah Villarreal 0-1 di Estadio de la Ceramica, Spanyol.
Dini hari nanti, Rabu (13/4/2022), Chelsea dan Bayern Muenchen akan menjalani laga leg kedua melawan musuh masing-masing.
Chelsea bertandang ke markas Real Madrid, Stadion Santiago Bernabeu. Sementara, Bayern menjamu Villarreal di Stadion Allianz Arena.
Berkaca pada hasil leg pertama, The Blues dan Die Roten jelas membutuhkan kemenangan dengan skor tertentu untuk bisa lolos ke babak selanjutnya.
Tugas mereka memang lebih berat ketimbang Real Madrid dan Villarreal yang hanya membutuhkan hasil imbang untuk melaju.
Memang sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Chelsea dan Bayern Muenchen bisa belajar dari tim-tim yang bisa membalikkan keadaan pada leg kedua setelah kalah di pertemuan sebelumnya.
Berikut Kompas.com sajikan deretan comeback terbaik pada leg kedua Liga Champions:
1. Deportivo La Coruna vs AC Milan (perempat final 2003-2004)
Stadion Riazor menjadi saksi bisu Deportivo menghancurkan raksasa Italia AC Milan 4-0 pada leg kedua perempat final edisi 2003-2004.
Skor itu sekaligus menandai comeback ajaib Super Depor yang sebelumnya tertunduk lesu karena kalah 1-4 dari Rossoneri pada leg pertama di San Siro.
Deportivo La Coruna pun melaju ke semifinal dengan mengantongi keunggulan agregat 5-4 atas AC Milan.
2. Chelsea vs Napoli (babak 16 besar 2011-2012)
Disadari atau tidak, Chelsea ternyata pernah membalikkan keadaan setelah tertinggal pada leg pertama fase gugur Liga Champions.
Momen itu terjadi pada babak 16 besar musim 2011-2012 ketika Si Biru dihadapkan dengan wakil Italia Napoli.
Pada leg pertama di Naples, Chelsea takluk 1-3. Namun, Chelsea membalasnya dengan skor 4-1 pada pertemuan kedua di London.
Chelsea pun unggul agregat 5-4 atas Napoli dan maju ke perempat final. Di akhir kompetisi, Chelsea menjadi juara setelah menang adu penalti kontra Bayern.
3. Barcelona vs Paris Saint-Germain (babak 16 besar 2016-2017)
Ketika masih diperkuat Lionel Messi, Barcelona berhasil menuntaskan misi mustahil pada babak 16 besar Liga Champions 2016-2017.
Kala itu, Barca bertanding melawan Paris Saint-Germain (PSG) dan pada leg pertama mereka kalah telak 0-4 di kandang lawan.
El Barca kemudian bangkit pada leg kedua. Mereka menang 6-1 dan lolos ke perempat final dengan keunggulan agregat 6-5 atas PSG.
4. Paris Saint-Germain vs Manchester United (Babak 16 besar 2018-2019)
Setelah kena comeback Barcelona pada 2016-2017, PSG merasakan hal serupa pada babak 16 besar Liga Champions 2018-2019.
Les Parisiens mengantongi kemenangan 2-0 pada leg pertama di Old Trafford. Namun, pada leg kedua di Parc des Princes, mereka malah kalah 1-3.
Agregat akhir memang imbang 3-3, tetapi Man United berhak mendapat satu tiket perempat final karena unggul agresivitas gol tandang.
Mulai musim ini, aturan gol tandang sudah tidak berlaku.
5. Liverpool vs Barcelona (semifinal 2018-2019)
Pada musim yang sama, Liverpool juga berhasil melawan kemustahilan. Mereka melakukannya pada laga semifinal melawan Barcelona.
Setelah kalah 0-3 di kandang Barcelona, Liverpool comeback dengan menaklukkan empat gol tanpa balas atas Blaugrana pada leg kedua di Anfield.
The Reds melaju ke final dengan keunggulan agregat 4-3 atas Barca dan akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 di partai puncak.
https://bola.kompas.com/read/2022/04/12/12200058/5-comeback-terbaik-pada-leg-2-liga-champions-bisa-dicontoh-chelsea-dan-bayern