Timnas Malaysia Disarankan Ikuti Jejak Indonesia dan Thailand

KOMPAS.com – Mantan pelatih timnas Malaysia, Satiananthan, mengungkapkan bahwa tim beralias Harimau Malaya harus mencontoh Indonesia dan Thailand. Menurutnya, kedua negara itu bisa berjaya di Piala AFF 2020 meski minim striker tajam.

Permasalahan lini depan Malaysia memang tengah menjadi perbincangan. Pasalnya, Malaysia saat ini sedang ditimpa krisis penyerang.

Kehadiran pemain asing di Liga Malaysia juga turut berperan dalam buntunya produk striker dalam negeri.

Meskipun demikian, hal tersebut bukan berarti bisa dijadikan tameng bagi pengembangan pemain timnas Malaysia.

Satiananthan mengatakan bahwa seharusnya para pemain Malaysia bisa memacu diri untuk meningkatkan kemampuan di tengah ramainya striker asing.

“Jika berbicara soal penyerang, kami memiliki beberapa striker lokal berkualitas seperti Lukman Shamsudin. Mereka harus mencoba meningkatkan diri,” kata Satiananthan, dikutip dari The New Straits Times.

Satiananthan pun lantas mencontohkan negara lain dengan liganya masing-masing bisa berkembang meski dipenuhi pemain asing.

Salah satu yang menjadi perhatian Satiananthan adalah Liga Indonesia dan Liga Thailand.

Dia mengatakan bahwa negara tersebut bisa berpretasi walaupun liganya dipenuhi talenta negara lain.

“Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia. meski liga mereka banyak pemain asing, mereka tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu,” kata dia.

Selain itu, Satiananthan juga menganjurkan agar pemain Malaysia bisa mengikuti gaya yang ditampilkan pemain Jepang dan Korea.

Menurut dia, para pemain di kedua negara tersebut terus bekerja keras demi bisa mencapai level tertentu.

“Di Liga Jepang dan Korea, sebagian besar pemain lokal menjadi starter, sementara pemain asing masuk sebagai pemain pengganti,” kata dia.

“Pemain Jepang dan Korea bekerja keras untuk mencapai level tertentu. Para pemain kami harus bekerja lebih keras, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam sepak bola modern,” lanjut dia.

“Kita harus berhenti mengatakan bahwa pemain lokal tidak diberi kesempatan untuk bermain reguler. Menghentikan pemain asing bermain di liga tidak akan membantu kompetisi berkembang,” ujarnya.