Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Pemain Singapura Berbadan Kekar?

KOMPAS.com - Pesaing timnas Indonesia di semifinal Piala AFF 2020, Singapura, memiliki pemain berpostur tinggi dan kekar.

Hal itu tampak ketika melihat postur sejumlah pemain timnas Singapura, baik yang mengisi lini pertahanan maupun penyerangan.

Di posisi bertahan, citra postur tinggi dan kekar dimiliki oleh bek andalan mereka, Irfan Fandi.

Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pun mengakui keunggulan postur Irfan Fandi dan menganggap bek berusia 24 tahun itu sebagai ancaman bagi lini serang skuad Garuda.

Selain Irfan Fandi, bek nomor 17 Singapura, Safuwan Baharudin, juga dianggap sebagai ancaman.

"Di belakang, ada pemain nomor 21 (Baharudin) dan 17 (Irfan) yang cukup tinggi," kata Shin Tae-yong saat ditanya soal pemain Singapura yang patut diwaspadai.

Selanjutnya, di lini tengah, Singapura juga memiliki sejumlah pemain berpostur kekar. Salah satu yang paling mencolok adalah Anumanthan Kumar.

Sementara itu, di lini depan, terdapat penyerang berusia 22 tahun yang pernah berkarier bersama klub kasta kedua Liga Norwegia, FK Jerf, yakni Ikhsan Fandi.

Hal ini menjadi menarik untuk ditelisik. Kenapa pemain Singapura berbadan kekar?

Jurnalis Singapura yang bekerja untuk ESPN, Gabriel Tan, menjawab pertanyaan tersebut saat berbicara dalam PSSI Pers Podcast.

Menurut pengamatan Gabriel Tan, tubuh kekar para pemain Singapura merupakan produk sistem pembinaan olahraga di Negeri Singa.

Gabriel Tan mengatakan bahwa pembinaan olahraga di Singapura sangatlah mendukung kebugaran atlet, salah satunya yang terwujud di sekolah olahraga.

Di Singapura, seorang calon atlet akan belajar tentang kebugaran dan nutrisi saat bergabung ke sekolah olahraga. Mereka juga memperoleh fasilitas penuh untuk melaksanakan sesi gym secara rutin.

"Di Singapura ada sekolah olahraga. Saya pikir banyak negara punya sekolah olahraga, tetapi di sini, jika Anda bergabung ke sekolah olahraga sejak kecil, Anda akan belajar tentang kebugaran, nutrisi, dan sesi gym setiap minggu," kata Gabriel Tan.

Menurut Gabriel Tan, hal itu memiliki dampak besar terhadap bentuk fisik para atlet di singapura.

"Saya pikir hal-hal itu berpengaruh pada pemain, ketika berusia 17 atau 18 tahun, mereka memiliki bentuk fisik yang lebih baik," ujar Gabriel Tan.

"Jelas, itu membantu Ikhsan Fandi dan Irfan Fandi, ketika mereka bergabung dengan akademi di Chile, Universidad Catolica," ucap Gabriel Tan saat memberikan salah satu contoh produk pembinaan sistem olahraga di Singapura.

"Lalu, pemain seperti Anumanthan, dia sangat kuat sejak usia muda," tutur Gabriel Tan, memberikan contoh lainnya.

Kendati demikian, Gabriel Tan memandang bahwa postur tinggi dan kekar tak selamanya menjadi keuntungan.

Dia memberi contoh kapten dan bintang timnas Thailand, Chanathip Songkrasin, yang mengandalkan kecepatan dan kemampuan individu.

"Lihatlah Chanathip yang terlihat tidak sering ke tempat gym, tetapi hampir tak mungkin menekannya ketika menguasai bola," ujar Gabriel Tan.

"Jadi, saya pikir, fisik memang terkadang menentukan, tetapi bakat juga. Lihat Witan Sulaeman. Dia masih terlihat mungil, tetapi sulit merebut bola darinya. Dia terlalu cepat. Saya pikir kedua hal itu (fisik dan bakat) sama-sama bisa berguna," tutur Gabriel Tan.

https://bola.kompas.com/read/2021/12/25/05200088/kenapa-pemain-singapura-berbadan-kekar-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke