KOMPAS.com - Liga 1 2021-2022 resmi dilanjutkan setelah evaluasi tiga laga perdana menyatakan kompetisi ini dinyatakan layak untuk diteruskan.
Kompetisi sepak bola teratas Liga Indonesia akan dimulai kembali pada Jumat (3/9/2021) yang mempertemukan Tira Persikabo melawan Madura United
Kendati demikian, Liga 1 akan dilaksanakan dengan berbagai penyesuaian di tengah keterbatasan.
Kompetisi dilaksanakan dengan sistem semi bubble, tanpa penonton, venue pertandingan fleksibel, dan evaluasi berkala dengan pihak terkait.
Meski demikian, penyesuaian-penyesuaian tersebut dirasa tidak akan memengaruhi semangat kompetisi 18 tim yang berlaga.
Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso melihat musim ini cukup semarak dengan kehadiran pendatang-pendatang baru yang memeriahkan industri sepakbola Indonesia.
Ambisi investor dan pemain-pemain baru bakal memberikan warna berbeda pada persaingan antar tim untuk menjadi yang terbaik.
“Persaingan cukup ketat sepertinya meski sudah lama tidak kompetisi. Banyak pemain-pemain yang baru dan juga sekarang banyak pengurus-pengurus baru seperti Arema FC, dll,” terang Aji Santoso kepada Kompas.com.
“Tentunya, mereka memiliki ambisi sangat kuat. Artinya, nanti persaingan sangat ketat,” imbuhnya.
Sementara, pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago melihat musim 2021 ini tidak bisa diprediksi.
Berkaca dari kasus kompetisi Eropa, dia menilai bakal ada tim-tim yang tampil di luar dugaan dan membuat kejutan pada awal musim ini.
Hal tersebut dikarenakan tim memulai kompetisi dalam kondisi tidak ideal.
Jacksen F Tiago melihat evaluasi paruh musim akan menjadi faktor penting dalam perebutan gelar juara nanti.
“Anak-anak ini sudah satu tahun setengah tidak bermain bola pastinya tim yang sehebat apapun akan mengalami kesulitan. Kita bisa lihat masa uji coba beberapa waktu kemarin, beberapa hasil di luar kewajaran (beberapa klub Liga 1 kalah dari klub Liga 2),” tutur pelatih yang biasa disapa Jacko tersebut.
“Itu terjadi hanya saat masa pandemi. Sehingga, mungkin baru putaran kedua kita akan melihat tim-tim yang benar-benar punya kemampuan,” tuturnya lagi.
Hal senada juga dilontarkan pelatih Madura United, Rahmad Darmawan.
Coach RD merasa sulit melihat siapa yang akan menjadi juara. Sebab, seluruh tim memulai dari garis start serupa dan sama-sama tidak memiliki persiapan yang ideal.
Rahmad Darmawan mengatakan saat ini tidak ada tim yang superior tapi tidak ada juga tim yang lemah, semuanya ada di level pertengahan.
Tim-tim elite dengan materi pemain bintang pun tidak mendapatkan persiapan yang layak.
“Jadi, memang banyak kendala sehingga semua tim susah membandingkan satu dengan yang lain,” kata pelatih yang biasa disapa RD.
Sementara, pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman punya pendapat sendiri.
Dia melihat dari kesiapan tim memang kompetitif, artinya semua klub dalam kondisi sama.
Namun, kualitas dan kedalaman pemain tidak bisa dipungkiri menjadi faktor pembeda nantinya.
“Persaingan tim tetap ketat walau rata-rata persiapannya kurang bagus karena adanya PPKM," tutur Coach Djanur.
"Namun, tim-tim besar dengan banyak pemain naturalisasi seperti Persib, Bali United, Persija dan Bhayangkara FC tetap menjadi favorit,” ujar pelatih asal Majalengka.
Eduardo Almeida, pelatih Arema FC, pun melihat hal sama. Dia menilai kualitas individu para pemain akan menjadi pembeda besar pada kompetisi nanti.
Pelatih asal Portugal tersebut memetakan setidaknya ada lima atau enam tim yang bakal bersaing dengan Arema FC demi berebut gelar juara.
Mereka adalah Persija Jakarta, Persib Bandung, Persipura Jayapura, Bhayangkara FC, dan Bali United.
“Ada lima sampai enam tim yang selalu berada di papan atas, salah satunya Persipura yang selalu tampil bagus,” pungkasnya.
"Juga, Persib Bandung yang musim ini mendatangkan sejumlah pemain bagus, salah satunya Marc Klok yang bagi saya menjadi pesaing untuk menjadi juara."
https://bola.kompas.com/read/2021/09/02/17503058/prediksi-5-pelatih-mengenai-kompetisi-liga-1-2021-2022