KOMPAS.com - Model kompetisi dan bisnis olahraga Amerika Serikat dikatakan tidak kompatibel dengan sepak bola di Eropa. Para pemilik Liverpool, Arsenal, dan Manchester United bahkan mendapat pelajaran sangat mahal sebelum menyadari hal tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh kolumnis USA Today, Nancy Armour, yang menulis kalau Keluarga Glazer (pemilik Man United), John W Henry (pemilik Liverpool, dan Stan Kroenke (pemilik Arsenal) tak bakal bisa menjalankan sebuah klub Premier League seperti di Amerika Serikat.
Sebelum menuntaskan pembelian Manchester United pada 2005, Keluarga Glazer telah memiliki tim NFL (liga football Amerika Serikat) Tampa Bay Buccaneers.
John W Henry merupakan pemilik tim bisbol Boston Red Sox sejak 2002 dengan sebelumnya ia merupakan pemilik Florida Marlins.
Henry dan Fenway Sports Group menuntaskan pembelian Liverpool pada 2010.
Sementara, owner Arsenal, Stan Kroenke, merupakan pemilik banyak klub di liga-liga olahraga Amerika Serikat seperti Colorado Avalanche (hoki), Denver Nuggets (basket), dan Colorado Rapids (sepak bola).
Keterlibatakan ketiga pemilik asal Amerika Serikat tersebut di European Super League diungkapkan Armour sebagai blunder strategis karena mereka "rakus dan tidak malu-malu untuk menunjukkannya."
Api semangat European Super League langsung padam tak sampai 48 jam sejak diumumkan setelah mendapat banyak protes keras dari berbagai lini stakeholder olahraga.
Para pemain, pelatih, sponsor, fans, dan bahkan politisi ikut menyumbangkan suara sumbang terhadap rencana pembentukan Liga Super Eropa tersebut.
USA Today menulis bagaimana Kroenke, Henry, dan Keluarga Glazer salah mengkalkulasi reaksi terhadap pembentukan Super League ini.
"Orang-orang Amerika di Super League menilai kalau mereka bisa menghiraukan tradisi dan memaksakan kehendak kepada fans dan ofisial liga," tulis Nancy Armour.
"Mereka berharap semua pihak akan menerimanya, seperti kala mereka melakukan manuver rakus uang di olahraga Amerika Serikat."
Ia memberi contoh bagaimana salah satu tim Kroenke, St Louis Rams, dizinkan pindah ke Los Angeles agar mendapat pemasukan lebih besar dari stadion baru mereka dan pasar yang lebih besar.
"Para pemilik ini mungkin berasumsi beberapa akan menyoraki betapa cerdas konsep Super League, bagaimana para pemilik bisa memikirkan cara untuk mendapatkan kekayaan di Liga Champions tanpa harus lolos ke kompetisi tersebut."
Ke-12 tim yang menjadi pelopor Super League, termasuk Big Six di Inggris, memang tak perlu susah-susah memikirkan kualifikasi ke kompetisi tersebut.
Tempat mereka di turnamen tersebut telah dipastikan selamanya.
"Hal ini akan menghancurkan liga-liga domestik di seantero Eropa karena musim mereka akan menjadi tidak relevan," lanjutnya.
Ia mencontohkan Arsenal yang kini berada di peringkat kesembilan Liga Inggris.
Dengan uang di Super League, ia berargumen, tak masalah apabila Gunners bakal kalah dalam semua laga sisa musim.
Bahkan, Arsenal pun tak perlu takut terdegradasi karena uang Super League akan mampu membuat mereka membiayai para bintang.
Nancy berargumen bahwa para pemilik ini masih juga tidak paham betapa besar arti sepak bola kepada identitas masyarakat di Eropa.
"Olahraga profesional Amerika tak mempunyai sistem degradasi-promosi dan memiliki sharing pemasukan. Tim-tim yang buruk terselamatkan dari hukuman terparah, baik finansial atau pun kompeititf," tulisnya lagi.
"Power grab seperti Liga Super masuk akal ke para pemilik Amerika. Mereka tak perlu akuntabilitas bila ada profit yang bisa didapat."
"Namun, sepak bola di Eropa lebih dari olahraga. Sepak bola adalah bagian dari masyarakat. Apapun yang mengancamnya merupakan ancaman ke masyarakat mereka, identitas mereka."
https://bola.kompas.com/read/2021/04/21/21400058/super-league-ambruk-bukti-model-kompetisi-as-tidak-laku-di-eropa
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan