KOMPAS.com - Almarhum Ricky Yacobi sempat diberi oksigen dan pertolongan pertama sesaat setelah ia mengalami serangan jantung di Lapangan A, Senayan, pada Sabtu (21/11/2020) pagi.
Hal tersebut diungkapkan Vennard Hutabarat, mantan pemain Persija dan kapten Timnas Futsal Indonesia yang bermain satu tim bersama Ricky Yacobi sebelum tragedi menimpa.
Vennard mengungkapkan urutan kejadian yang menimpa mantan striker unggulan Arseto Solo dan timnas Indonesia tersebut.
Ia mengutarakan bahwa dirinya dan Ricky bermain satu tim di ajang Trofeo Medan Selection tersebut.
"Kami bermain bermain satu tim, mulai pertandingan jam 08:30. Sebelum main tidak ada tanda-tanda," ujarnya kepada KOMPAS.com.
"Pertandingan baru berjalan 15 menit dan beliau mencetak gol, ia lalu memeluk saya dan kemudian melakukan sujud. Dikira teman-teman ingin melakukan selebrasi gol," ujar Vennard.
"Namun, raut mukanya sudah berbeda. Saya melihat matanya sudah kosong. Saya balik badannya langsung, ada yang memberikan nafas buatan dan dia sempat balik lagi."
"Ia lalu dilarikan ke Mintoharjo tetapi begitu sampai sudah dinyatakan meninggal. Kemungkinan besar meninggal di lapangan."
Vennard pun mengatakan bahwa sebenarnya sudah ada penanganan pertama dari seorang dokter di lapangan.
"Kebetulan ada salah satu anggota tim yang merupakan dokter. Sudah diberi oksigen. Lalu datang tim medis dari lapangan sebelah yang juga memberikan bantuan," tuturnya.
Vennard mengutarakan memang tidak ada tandu untuk membawa pria berusia 57 tahun itu keluar lapangan dengan foto-foto yang banyak beredar menunjukkan bahwa ia digotong oleh rekan-rekannya.
"Tandu tidak ada. Pertolongan pertama ada tetapi hanya untuk cedera yang lazim di sepak bola, obat merah, perban, dll," ujar Vennard lagi.
Vennard mengatakan bahwa dirinya sudah beberapa waktu ini bermain bersama Ricky Yacobi.
Namun, ia sudah lama mengenal sang legenda pemenang medali emas SEA Games 1987 itu karena keterlibatan di Indonesia Football Ambassador dan di Specs juga.
Vennard pun mengutarakan salah satu hal yang ia duga sebagai penyebab kepergian legenda timnas sepak bola tersebut.
"Pandangan saya beliau mungkin kurang tidur. Kondisi tidak fit," ujar pria yang menjadi salah satu pelopor olahraga futsal di Indonesia ini menjelaskan.
"Beliau sudah tiba di lapangan dari jam 6 pagi karena diinfokan main jam 7 di grup agar anak-anak tidak telat. Rumahnya di Bintaro. Kalau seperti itu berangkat dari jam 5."
Saat ditanya apa alasan Ricky berangkat sepagi itu, Vennard menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan bentuk dedikasinya kepada olaharaga yang ia cintai.
"Beliau profesional sampai terakhir. Disiplin biar tidak terlambat," ujarnya.
"Beliau orang yang sangat profesional. Laga-laga sparring seperti ini diperlakukan seperti pertandingan profesional."
"Totalitas sebagai mantan pemain profesional yang patut dicontoh."
Terakhir, Vennard pun mengucapkan kata-kata perpisahan kepada sosok yang sudah anggap sebagai anggota keluarganya sendiri itu.
"Saya mewakili teman-teman Medan Selection mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya. Beliau bukan lagi sekadar senior tetapi juga sudah seperti abang," tuturnya lagi.
"Semoga keluarga yang ditinggal diberi kekuatan dan semua dosanya dimaafkan serta amal ibadahnya diterima."
https://bola.kompas.com/read/2020/11/21/14382558/almarhum-ricky-yacobi-sempat-diberi-oksigen-di-lapangan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.