Nantinya, jersey tersebut hanya akan dipakai pemain berlaga dan tidak dijual ke publik.
"Hanya untuk dipakai pemain pada pertandingan uji coba resmi dan tampil dalam turnamen Piala Presiden," kata Tjiptadi Purnomo, Manajer Arema FC Store.
Tjiptadi Purnomo mengungkap alasan mengapa jersey pramusim ini tidak dijual ke pasaran.
Salah satunya adalah untuk menjaga sifat eksklusif jersey yang memang diproduksi dengan jumlah yang terbatas.
Selain itu, pihak Arema FC juga tidak ingin membebani pencinta jersey dan suporter.
"Nanti kami masih ada jersey kedua dan pertama. Takutnya nanti merogoh kocek teman-teman pencinta jersey," ucapnya.
Dari sisi materi kain, kata Tjiptadi Purnomo, jersey pramusim ini mirip dengan jersey yang dipakai latihan Arema FC pada musim 2019.
Terdapat beberapa keunggulan seperti beban ringan dan menimbulkan rasa dingin di badan.
"Dari laporan para pemain, jersey yang dipakai latihan itu enak. Mereka bahkan membawa pulang jersey itu dan tidak ada yang kembali ke tim. Jadi, kami produksi lagi untuk pramusim kali ini," kata Tjiptadi Purnomo.
Sedangkan dari sisi desain, Tjiptadi Purnomo menyebut jerey pramusim ini lebih menonjolkan motif SEA [Singo Edan Apparel].
Terdapat corak huruf S di bagian dada jersey dengan tingkat dominasi yang cukup besar.
"Arema-nya hanya ada pada warna biru dan putih. Desain hanya branding nama SEA saja. Tahun ini kami memang ingin mengembangkan nama SEA itu," kata Tjiptadi Purnomo.
https://bola.kompas.com/read/2020/01/12/20395748/jersey-pramusim-arema-fc-tidak-dijual-ke-publik