Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mesut Oezil dan Houston Rockets, 'Free Speech' Vs China

KOMPAS.com - Dunia olahraga kembali bertabrakan dengan tirai bambu China terkait kebebasan menyuarakan free speech yang mengkritik kebijakan pemerintahan Beijing.

Pada Jumat (13/12/2019), gelandang Arsenal, Mesut Oezil, membuat posting di Instagram di mana ia mengkritik secara keras persekusi China terhadap populasi Uighur di region Xinjiang, Barat Laut China.

Ia juga mengkritik sesama warga Muslim karena tak berbuat lebih mengenai isu tersebut.

Sebanyak 10 juta penduduk tinggal di Xinjiang dan ada beberapa klaim kalau lebih dari satu juta orang Uighurs, minoritas Islam di region tersebut, ditahan di kamp penjara dalam beberapa tahun terakhir.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai grup hak asasi manusia mengatakan bahwa mereka menjadi korban kampanye persekusi religius dan etnis oleh otoritas China. 

"Al Quran dibakar, masjid-masjid ditutup, sekolah Islam dan madrasah dihentikan, para pemuka agama dibunuh satu per satu. Namun, tetap saja kaum Muslim diam," tulisnya dalam unggahan yang kini sudah mendapat lebih dari 500 ribu likes tersebut.

Arsenal sendiri mencoba menjauhkan diri dari komentar Oezil tersebut.

"Terkait komentar-komentar yang dibuat Mesut Oezil di media sosial, Arsenal harus membuat pernyataan," tulis Arsenal di situs media sosial China, Weibo, dan berbagai platform lain.

"Konten yang diunggah Oezil adalah pendapat pribadi sang pemain. Sebagai klub sepak bola, Arsenal selalu setia dengan prinsip tidak melibatkan diri dalam politik."

Akun twitter utama Arsenal dengan 15,3 juta followers tak mengunggah pernyataan resmi tersebut hingga Selasa sore WIB.

Kendati demikian, kerusakan telah terjadi.

Stasion televisi nasional China, CCTV, sigap membatalkan siaran big match Liga Inggris antara Arsenal dan Manchester City pada hari Minggu.

Beberapa pengguna Weibo sampai ada yang membakar jersey Arsenal dengan nama Oezil.

Federasi Sepak Bola China (CFA) memberi pernyataan via The Paper (media berbahasa Inggris yang kerap menjadi corong pemerintah) bahwa mereka "marah dan kecewa oleh komentar tak layak dari Oezil".

"Komentar Oezil menyakiti hati para fans China yang menjadi fans setia sang pemain. Pada waktu bersamaan, komentarnya juga menyakiti perasaan rakyat China," tulis The Paper mengutip seorang sumber dari dalam CFA.

"Kami tak bisa menerima hal ini."

Sementara, jubir Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan bahwa Mesut Oezil menjadi korban hoaks.

"Saya tak tahu apakah tuan Oezil pernah ke Xinjiang langsung. Akan tetapi, ia telah ditipu oleh fake news dan pernyataan palsu yang memengaruhi penilaiannya," tutur Shuang.

Insiden dengan Mesut Oezil bukan kali pertama pemerintah China bertindak tegas terhadap pelaku olahraga yang dianggap melanggar batasan mereka mengenai kebebasan berpendapat.

Sebelum ini, General Manager Houston Rockets, Darren Morley, juga pernah membuat pemerintah China murka karena cuitannya yang mendukung demonstran pro demokrasi di Hong Kong.

Justru, tindakan Arsenal yang masuk dalam sorotan beberapa pengamat.

"Reaksi pemerintah China terduga, tetapi reaksi Arsenal yang secara efektif melempar Oezil ke bawah bus dan lepas tangan mengejutkan saya. Realitanya, ini bukan isu politis tetapi isu hak asasi manusia. PBB telah mengungkapkan data-data soal ini," tutur Anton Touloui, pandit Sky Sports, di podcast Totally Football Show.

"Ini hak Mesut untuk berkomentar. Memalukan bagi Arsenal untuk memprioritaskan kepentingan finansial mereka ketimbang rasa kemanusiaan," lanjutnya.

Sementara, Daniel Storey dari ESPN juga mengungkapkan perlakuan sama yang dirasakan oleh para suporter Houston Rockets setelah insiden dengan GM mereka itu.

"Siaran langsung pertandingan berpaling apabila kamera menangkap fans yang membawa spanduk anti kekerasan di Hong Kong. NBA masih ingin laga mereka disiarkan di China. Hal ini sangat disayangkan, seseorang hanya mengutarakan pendapatnya soal isu kemanusiaan," tuturnya di acara sama. 

Kontroversi Houston Rockets bermula pada awal Oktober 2019 saat NBA, termasuk Houston Rockets, tengah berada di China untuk tur pramusim.

Daryl Morey mengunggah foto dengan kata-kata "Berjuang untuk Kebebasan, Berdiri bersama Hong Kong".

Morey memberikan suaranya terkait demonstrasi pro demokrasi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di negara pulau yang jadi teritori khusus China tersebut.

"Saya hanya menyuarakan satu pendapat, interpretasi kejadian satu orang, dari masalah yang rumit. Saya selalu menghargai dukungan siginifikan para fans dan sponsor kami dari China," jelas Morey setelah menghapus cuitannya.

Cuitan tersebut langsung memicu reaksi negatif dari para petinggi di pemerintahan China dan juga perusahaan-perusahaan mereka.

Asosiasi Basket China (CBA) membekukan kerjasama dengan Houston Rockets. Padahal, Presiden CBA adalah Yao Ming, legenda Houston Rockets.

Stasion televisi publik China, CCTV, membatalkan siaran NBA China Games yang melibatkan Brooklyn Nets dan Los Angeles Lakers.

Laga-laga ini merupakan program reguler bagi NBA di China sejak 2004 dan menjadi jadwal rutin di kalendar NBA sejak 2014.

"Kami percaya bahwa setiap suara yang menantang kedigdayaan nasional dan stabilitas sosial tak berada dalam ranah kebebasan berpendapat," tulis pernyataan resmi CCTV.

Produsen aparel olahraga, Li-Ning, dan sponsor lokal Houston Rockets di China, Shanghai Pudong Development Bank, membekukan kerjasama mereka.

Selain itu, perusahaan internet raksasa China, Tencent, juga memutus untuk sementara semua kerjasama dengan NBA.

Produsen smartphone asal China, Vivo, pun menghentikan kerjasama mereka untuk pramusim NBA tersebut. Vivo merupakan sponsor kunci bagi laga-laga ekshibisi di Shenzen dan Shanghai tersebut.

Pada pernyataan resminya, Komisioner NBA, Adam Silver, mengatakan bahwa pendapat Morley merupakan hak setiap orang untuk mengutarakan pendapat.

Dalam hal ini, NBA masih lebih bersanding dengan anggotanya ketimbang Arsenal ke Mesut Oezil.

"Tak terhindarkan bahwa orang-orang di seluruh dunia, termasuk Amerika dan China, untuk memiliki pandangan berbeda terhadap isu-isu berbeda. Bukan peran NBA untuk menghakimi perbedaan tersbeut.

"Akan tetapi, NBA tak akan mengatur apa yang para pemain, pegawai, atau pemilik tim bisa katakan atau tidak perihal isu ini. Kami tak beroperasi dengan cara seperti itu," tuturnya.

China merupakan negara strategis bagi NBA. Menurut angka resmi, lebih dari 600 juta orang di China mengonsumsi konten NBA pada musim 2017-2018 saja.

https://bola.kompas.com/read/2019/12/17/21000098/mesut-oezil-dan-houston-rockets-free-speech-vs-china

Terkini Lainnya

Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Arsenal Vs Everton: Saat Arteta Berharap Bantuan Moyes dan West Ham...

Liga Inggris
Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Man City Vs West Ham: Pasukan Guardiola Tiap Detik Harus Sempurna

Liga Inggris
Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Persib Vs Bali United: Teco Nyaman, Tak Lagi Main di Lapangan Latihan

Liga Indonesia
Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Como 1907 Proyek “1 Miliar Dollar”, Bos Hartono Tak Kejar Gengsi

Liga Italia
Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Kevin Sanjaya Pensiun, Kesedihan Besar Oma Gill, Minions Akan Dirindukan

Badminton
Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia Vs Irak: Kick Off Berubah, Permintaan dari Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Kronologi Hari Terakhir Allegri di Juventus: Pimpin Latihan Pagi, Sore Dipecat

Liga Italia
Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Ketum PSSI soal Elkan Baggott: Tak Mau Menghakimi, Yakin Nasionalisme Masih Ada

Timnas Indonesia
Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Como Promosi ke Serie A, Fabregas Tepati Janji Bawa Skuad Liburan

Liga Italia
Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Thailand Open 2024, Dua Wakil Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Man City Vs West Ham: Guardiola Minta Man City Bermain Seperti Lawan Tottenham

Liga Inggris
Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si 'Bodyguard' Zidane

Juventus Pecat Allegri, Angkat Paolo Montero Si "Bodyguard" Zidane

Liga Italia
Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Jadwal Siaran Langsung Persib Vs Bali United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Al Nassr Vs Al Hilal: Ronaldo Assist, Mane Picu Penalti, Laga Seri

Internasional
Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Dua Hari Usai Juara Coppa Italia

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke