KOMPAS.com - Gelar juara dunia MotoGP 2019 membuat pebalap Repsol Honda, Marc Marquez kini mengoleksi delapan gelar juara dunia, enam diantaranya di kelas tertinggi.
Ia kini berada di urutan keenam pebalap pengoleksi gelar juara dunia terbanyak, di bawah Giancomo Agostini (15 gelar), Angel Nieto (13 gelar) dan Valentino Rossi, Mike Hailwood, dan Carlo Ubbiali (seluruhnya dengan 9 gelar).
Jika hanya menghitung gelar juara dunia di kelas utama, Marquez berada di urutan ketiga, di bawah Agostini (8 gelar), Rossi (7 gelar).
Dengan usia yang baru menginjak 26 tahun, Marquez diyakini bisa menyalip rekor milik Rossi.
Namun, tidak demikian dengan rekor Agostini. Menurut Marquez, menyamai dan melewati perolehan gelar juara dunia Agostini (15 gelar) merupakan sesuatu yang hampir mustahil.
Selain gelar juara dunia, Agostini juga memimpin daftar kemenangan terbanyak dengan 122 seri di sepanjang karirnya.
Marquez menempati urutan keempat dengan 79 kemenangan. Rossi di tempat kedua dengan 115 kemenangan dan Nieto di tempat ketiga dengan 90 kemenangan.
"Saya tidak suka kata mustahil, saya tidak akan pernah mengatakannya, tapi memang itu hampir mustahil (mengejar rekor Agostini)," kata Marquez di sebuah acara Repsol yang diadakan untuk merayakan kemenangannya sebagai juara dunia MotoGP 2019.
“(Mengejar rekor Agostini) itu berarti memenangkan dua kali lipat dari apa yang telah saya raih sejauh ini," lanjut Marquez.
Perolehan gelar juara dunia Agostini sebenarnya tidak juga bisa dibandingkan sepenuhnya dengan Marquez.
Sebab, Agostini berkarier di masa saat seorang pebalap masih bisa turun di lebih dari satu kelas pada musim yang sama.
Agostini tercatat pernah pernah meraih dua gelar juara dunia sekaligus di kelas 500cc dan 350cc diantara tahun 1968 dan 1972.
"Saya tidak pernah terobsesi dengan angka atau nama. Saya ingin menikmati hasrat saya untuk membalap. Saya merasa sangat beruntung bahwa itu adalah pekerjaan saya, di mana saya mencoba melakukan yang terbaik," ucap Marquez.
Menurut Marquez, saat ini persaingan di MotoGP sudah lebih kompetitif.
Ia menilai ada empat pabrikan yang mampu memenangkan balapan, yang artinya ada delapan pebalap yang punya peluang yang sama dengannya untuk jadi juara dunia.
"Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya," ujar Marquez.
"Anda harus tahu cara menemukan kembali diri Anda, belajar dari para veteran seperti Valentino (Rossi), Jorge (Lorenzo) atau Dovi (Andrea Dovizioso) dan juga dari para pembalap muda, seperti Fabio (Quartararo) atau (Maverick) Vinales," kata dia.
Lebih lanjut, Marquez juga sempat menceritakan pesta perayaan kemenangan yang dilakukan tim Repsol Honda di Bangkok, tepatnya setelah Marquez memastikan gelar juara dunia di MotoGP Thailand, di Sirkuit Buriram, 6 Oktober lalu.
Perayaan dilakukan sebelum Marquez dan anggota tim pulang ke Spanyol.
"Pestanya berjalan dengan baik, suara saya masih seperti biasa. Kami merayakan gelar karena pantas untuk dirayakan, karena itu adalah Kejuaraan Dunia dan Anda tidak pernah tahu kapan mimpi ini akan berakhir, jadi Anda harus merayakannya sepenuhnya," ujar dia.
"“Kami menghabiskan malam di Bangkok dan bersenang-senang dengan seluruh tim. Saya tidak akan menceritakannya detail, tetapi ada yang menari, berteriak, berpesta. Tapi kali ini tidak ada yang berkaraoke, karena itu tidak perlu," pungkasnya.
https://bola.kompas.com/read/2019/10/10/06450048/bisa-salip-rekor-rossi-marquez-menyerah-jika-kejar-rekor-agostini