KOMPAS.com - Tottenham Hotspur menderita kekalahan pertama mereka pada musim 2019-2020 saat tumbang 0-1 di tangan Newcastle United, Minggu (25/8/2019).
Kekalahan yang datang karena gol babak pertama dari striker Newcastle, Joelinton, tersebut terbilang mengejutkan mengingat The Magpies datang ke partai ini dengan moral rendah setelah disikat tim promosi Norwich 1-3 pada pekan sebelumnya.
Sementara, Tottenham baru menahan imbang Manchester City 2-2 saat bertandang ke Stadion Etihad (walau Spurs beruntung pulang dengan 1 poin setelah VAR menghapus gol menit akhir striker Man City, Gabriel Jesus).
Kekalahan kontra Newcastle bisa jadi membuat para fans Tottenham khawatir bahwa performa minor paruh kedua musim lalu akan merembet ke kompetisi tahun ini.
Mungkin tak ada yang menganggap bahwa kekalahan 1-2 Tottenham dari Burnley pada 23 Februari 2019 sebagai sesuatu selain hasil kejutan.
Gol pertama Burnley yang dicetak oleh Chris Wood kontroversial dan laga tersebut menjadi partai comeback Harry Kane sejak cedera engkel pada 13 Januari.
Akan tetapi, partai tersebut menjadi awal dari rangkaian hasil di mana Spurs hanya mengambil tiga kemenangan dan menderita 7 kekalahan dari 12 laga terakhir musim.
Kekalahan-kekalahan tak hanya datang dari tim papan atas, akan tetapi juga saat bertanding kontra Bournemouth, West Ham, Southampton, dan Burnley tadi.
Gabungkan dengan hasil-hasil pada musim ini dan Spurs hanya bisa menang 4 kali dari 15 pertandingan terakhir di liga.
Dalam kata lain, Tottenham hanya bisa mengambil 15 poin dari 15 laga terakhir mereka.
Terakhir kali Mauricio Pochettino bisa membawa timnya menang pada laga tandang adalah pada 20 Januari 2019 saat Spurs menang 2-1 kontra Fulham, tetangga asal London yang akhirnya terdegradasi.
Bahkan, keberhasilan Spurs lolos sampai ke final Liga Champions musim lalu pun tak berarti banyak mengingat cara mereka kalah secara komprehensif dari Liverpool pada partai pamungkas.
Problem pada awal musim ini bertambah dengan situasi yang terjadi di seputar masa depan pengatur serangan tim, Christian Eriksen, dan bek tim, Jan Vertonghen.
Pochettino mengaku bahwa situasi ini tak akan bertambah baik sebelum jendela transfer Eropa daratan tutup pada 2 September 2019.
"Ini adalah musim keenam saya dan grup ini adalah yang paling tak kerasan selama saya di sini," ujarnya seperti dikutip Football.London.
"Oleh karena itu kami tetap tenang. Beberapa situasi tak bisa kami benahi, situasi ini bakal terjadi ke kami dan sulit untuk ditangani," lanjutnya.
Menurut media sama, situasi tak hanya terbatas ke Eriksen dan Vertonghen.
Keputusan Pochettino untuk tak lagi melirik Victor Wanyama dan Serge Aurier, dua sosok populer di ruang ganti, sebagai starter juga berdampak ke moral tim.
Apalagi, Spurs gagal menemukan rumah baru bagi bek kiri Danny Rose walau ia sudah mengatakan ingin hengkang dan tak diikutsertakan ke tur pramusim klub ke Asia.
Rencana transfer ke Watford pada hari terakhir bursa musim panas gagal terwujud walau klub sudah mendatangkan bek kiri anyar, Ryan Sessegnon, dari Fulham.
"Saya tak bisa melakukan lebih banyak ketimbang membantu tim menemukan dinamika terbaik untuk latihan dan tak menciptakan terlalu banyak masalah," lanjutnya.
"Saya tidak ingin menjadi seseorang yang tak punya empati, saya berusaha mengerti setiap situasi dan berupaya mencari hasil terbaik."
Kedatangan Tanguy Ndombele sang pemecah rekor transfer seharusnya bisa membuat Pochettino tenang di London Utara.
Giovani Lo Celso punya potensi bagus dan ia sudah membuktikan diri dengan 16 gol dan 6 assist di semua kompetisi musim lalu bagi Real Betis.
Akan tetapi, kegagalan Spurs meyakinkan Paulo Dybala untuk bergabung dari Juventus bisa mempunyai dampak paling terasa ke kreativitas pasukan Pochettino yang akan berlanjut ke mood dan peruntungan sang pelatih.
Jika sudah begini, kemampuan Tottenham untuk mempertahankan pelatih muda berbakat tersebut akan semakin terkikis.
Apalagi, pria asal Argentina yang telah merengkuh pengalaman 500 pertandingan sebagai pelatih tersebut bisa jadi masih ada di radar Manchester United apabila Ole Gunnar Solskjaer tak kunjung bisa mengangkat tim.
Pun, kesempatan tampak masih terbuka di La Liga apabila Real Madrid memutuskan untuk kembali mengejarnya.
Namun, untuk sekarang, target Pochettino hanya satu: Melihat bursa transfer Eropa daratan tutup sehari setelah Spurs menghadapi tetangga mereka di London Utara, Arsenal, pada Minggu (1/9/2019).
https://bola.kompas.com/read/2019/08/27/06310068/performa-mengkhawatirkan-tottenham-sudah-masuk-kriteria-lampu-kuning