Dua gol Palestina diciptakan Oday Dabbagh (17') dan Mohamed Darwish (51'). Adapun satu-satunya gol Garuda Muda diciptakan Irfan Jaya pada menit ke-23.
Terlepas dari kekalahan itu, penampilan Indonesia tidak terlalu buruk. Pasukan Luis Milla unggul dalam 3 aspek secara statistik.
Dilansir BolaSport.com dari Labbola, Garuda Muda unggul dalam penguasaan bola. Hansamu Yama dan kawan-kawan menguasai permainan sekitar 53 persen, berbanding 47 persen milik lawan.
Agresivitas Indonesia membuat Palestina banyak melakukan intersep dan sapuan. Intersep Palestina tercatat sebanyak 26 kali, dan sapuannya sebanyak 32 kali.
Kalah dalam penguasaan bola, Palestina lebih tajam dalam melancarkan serangan sehingga mereka bisa mencetak 2 gol. Serangan berbahaya yang dilancarkan Palestina bikin Indonesia lebih banyak melepaskan tekel.
Ini jadi aspek kedua keunggulan Indonesia atas Palestina. Mereka mencatat 16 tekel sukses dari total 28 kali tekel. Presentasi kesuksesan tekel Indonesia mencapai 57 persen.
Di kubu lawan, tingkat kesuksesan tekel Palestina mencapai 54 persen. Mereka menorehkan 13 tekel sukses dari total 24.
Indonesia pun tidak kalah berbahaya saat melancarkan serangan. Hal itu terbukti dalam catatan sepak pojok yang didominasi Indonesia di mana Stefano Lilipaly dan kawan-kawan memiliki 8 tendangan sudut, berbanding 3 milik Palestina.
Salah satu sepak pojok yang dilancarkan mengawali terciptanya gol Irfan Jaya.
Indonesia dituntut untuk tampil lebih baik lagi pada pertandingan ketiga saat melawan Laos pada Jumat (17/8/2018). Mereka membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang lolos ke babak 16 besar.
https://bola.kompas.com/read/2018/08/16/06260098/asian-games-2018-indonesia-unggul-3-aspek-meski-kalah-dari-palestina