"Bulu tangkis kan targetnya satu (emas) entah ganda atau ganda campuran, mudah-mudahan bisa lebih dari satu (emas). (Andalan) selama ini kan hanya ganda campuran, Tontowi-Butet dan Kevin-Gideon saja. Kalau yang lain mudah-mudahan bisa bawa yang terbaik," ujar Taufik di Bandung, Sabtu (11/8/2018).
Sementara itu, untuk tunggal putra, Taufik memprediksi belum bisa berbuat banyak mengingat banyak kontestan lain yang punya kualitas lebih baik.
"Tunggal putra ya masih berat," ucapnya.
Namun, kata Taufik, para atlet bisa memaksimalkan status Indonesia sebagai tuan rumah. Ia berharap tampil di rumah sendiri mampu memompa motivasi para atlet.
"Ini tantangan lebih besar lagi, dalam satu sisi harus tambah motivasi karena kami main sebagai tuan rumah dan belum tentu kapan lagi Asian Games ada di sini. Jadi, manfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa jadi yang terbaik untuk bangsa ini," tuturnya.
Taufik menuturkan, event Asian Games jelas punya tekanan berbeda daripada turnamen rutin.
"Bedalah sama pertandingan biasa. All England, Indonesia Open kan sama, Asian Games ini kan multievent bawa nama negara langsung, bukan nama pribadi. Ini kan empat tahun sekali, orang kan menunggu juara sekali, sekarang baru ketemu empat tahun lagi," katanya.
Sebab itu, urusan mental akan punya dampak besar terhadap performa tim. Terlebih lagi, negara-negara Asia punya perkembangan positif di cabor bulu tangkis.
"Asian Games ini lebih, apalagi untuk bulu tangkis karena kan yang paling bagus banyak dari Asia sendiri, ada Jepang, China, Taiwan, Thailand lagi bagus. Pengaruh tuan rumah bisa lebih besar, pengaruhnya lebih bagus (bagi atlet), bisa jadi bumerang juga karena mereka kalau enggak kuat mental bisa jadi beban juga. Mereka harus bawa hasil maksimal, apalagi yang ditarget harus juara," katanya.
https://bola.kompas.com/read/2018/08/11/17150088/asian-games-2018-taufik-hidayat-nilai-nomor-ganda-masih-andalan