Pertandingan tersebut dimenangi Manchester United dengan skor 2-0.
Gol Man United dicetak oleh bunuh diri kiper lawan, Mile Svilar (45'), dan penalti Daley Blind (78').
Sebelum Blind menjadi algojo, sebuah hal janggal terjadi.
Lukaku sempat bersiap menendang dari titik 12 pas karena Anthony Martial yang merupakan eksekutor utama Man United sudah ditarik keluar oleh Manajer Jose Mourinho.
Namun, Ander Herrera menghampiri Lukaku dan membuat Lukaku mengalah.
Tak sampai satu menit, giliran Herrera mundur karena Blind datang.
Situasi tersebut membikin Paul Scholes gusar terhadap Lukaku.
"Dia sudah tidak mencetak gol dalam enam pertandingan beruntun," ucap Scholes.
Gelandang yang mempersembahkan dua trofi Liga Champions (1999, 2008) untuk Man United ini pun menyarankan agar Lukaku melanggar aturan Mourinho.
Mourinho mengaku telah menunjuk Blind sebagai eksekutor penalti kedua Man United setelah Martial berdasarkan analisis dari sesi latihan.
"Lukaku seharusnya mengambil bola, meminta rekan-rekannya mundur, menendang penalti, dan mencetak gol," ujar Scholes.
Sepanjang kariernya, Lukaku adalah penendang penalti berpengalaman.
Dia sukses menjalankan tugas sebagai algojo dalam 11 kesempatan, baik dalam balutan seragam Anderlecht (1 kali), Chelsea (1), West Bromwich Albion (2), Everton (6), dan timnas Belgia (1).
Namun, Lukaku juga pernah lima kali gagal menjadi eksekutor penalti.
Teranyar, dia menyia-nyiakan peluang untuk membobol kiper Leicester City, Kasper Schmeichel, dalam partai Liga Inggris pada 26 Agustus 2017.
Hal tersebut yang membuat Mourinho mencabut jabatan eksekutor penalti utama Man United dari Lukaku dan memindahkannya kepada Martial. (Septian Tambunan)
https://bola.kompas.com/read/2017/11/01/22064418/scholes-lukaku-seharusnya-menjadi-eksekutor-penalti