Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar Mengabdi untuk Keluarga dari Stefano Lilipaly dan Johan Cruyff

Tertulis "Welcome to Bali United" serta tercantum foto Stefano Lilipaly, suami Carmen, di unggahan tersebut.

Saya langsung mengirimkan pesan Whatsapp kepada CEO Bali United Yabes Tanuri, "Pak, maaf mengganggu dini hari. Itu di Instagram Bali United betul?"

Yabes membalas, "Menurut Mas Anju? Tetapi, saya tidak mau memberikan komentar dulu ya. Takut salah. Tunggu saja jumpa pers."

Maklum, saat itu, saya menggunakan sudut pandang karier seorang pesepak bola.

Dengan segala hormat kepada para petinggi di PT Liga Indonesia Baru (LIB), masa iya Lilipaly rela turun kasta dari Eerste Divisie, kasta kedua Liga Belanda?

Ingat, bersama SC Cambuur, Lilipaly hampir mendapatkan tiket promosi ke Eredivisie alias tingkat tertinggi musim lalu.

Kontribusi pemain berdarah Maluku itu juga sungguh vital, terlibat dalam gol Cambuur setiap 90,2 menit atau lebih efektif ketimbang top scorer klub, Sander van de Streek.

Bukankah tidak ada salahnya mencoba sekali lagi merebut tiket promosi bersama Cambuur?

Ada pemain Indonesia yang tampil di level tertinggi Liga Belanda dan melawan pemain top seperti John Heitinga, bukankah itu lebih membanggakan sepak bola kita?

Dengan perspektif seperti itu, mungkin sebagian besar pecinta sepak bola Indonesia mengira bahwa Lilipaly kurang ambisius.

"Selalu menjadi impian istri saya untuk pergi ke Indonesia. Kini, kami sudah memiliki bayi. Inilah saatnya atau tidak sama sekali," kata Lilipaly.

Bukanlah kali pertama Lilipaly menggunakan perspektif keluarga.

Demi Carmen pula, dia menunda keberangkatannya untuk mengikuti uji coba tim nasional (timnas) Indonesia pada Juli 2017.

"Saya tidak ingin melewatkan kelahiran bayi pertama kami," tutur Lilipaly terkait anaknya yang akhirnya diberi nama Jax Elion.

Johan Cruyff

Mengambil contoh lebih akbar lagi, ada Johan Cruyff menjelang Piala Dunia 1978. Kalau saja dia melihat sepak bola di atas keluarga, timnas Belanda mungkin sudah menjuarai Piala Dunia, gelar yang masih menjadi alpa buat mereka hingga kini.

Sama seperti Lilipaly di Cambuur, Cruyff merupakan protagonis utama tim beralias De Oranje. Dia menjadi poros dalam konsep Total Football yang digagas Rinus Michels, pelatih timnas Belanda saat itu.

Berkat sumbangan dua golnya, Belanda hampir menjuarai Piala Dunia 1974. Itulah satu-satunya pengalaman Cruyff tampil di Piala Dunia.

Tanpa Cruyff yang memutuskan mundur menjelang turnamen, Belanda pun takluk 1-2 dari tuan rumah Argentina. Tak pelak, dia menjadi "kambing" hitam.

"Jika dia bermain, mungkin ada sedikit perbedaan. Kami mungkin bisa mengalahkan Argentina bukan dengan skor 3-2, tetapi 7-2," tutur jurnalis asal Belanda, Marteen Wijffels.

Lantas, mengapa Cruyff tidak mencoba untuk kali kedua?

Persoalannya lebih kompeks dibandingkan Lilipaly. Ini tidak cuma menyangkut kebahagiaan keluarga, tetapi juga nyawa anak dan istri Cruyff.

Selang 30 tahun setelah turnamen tersebut, Cruyff buka-bukaan tentang alasan di balik keputusannya.

Sosok misterius mendatangi kediamannya dan memberikan ancaman. Kalau Cruyff berangkat ke Piala Dunia, keluarganya bakal dibunuh.

"Anda harus mengetahui bahwa seseorang menodongkan senapan ke kepala, mengikat saya, dan istri di depan anak-anak di rumah saya di Barcelona," kata Cruyff dalam wawancara bersama Radio Catalunya.

Belajar dari kasus Lilipaly dan Cruyff, puncak karier dan keluarga kadang tidak bisa berada di satu jalur.

Mungkin ada momen seperti yang dikatakan Richard Matheson dalam buku berjudul "Collected Stories", "Pada akhirnya, seorang pria harus memilih, mengabdikan hidup untuk pekerjaan atau istri dan anaknya?"

Dan, buat Anda, masih adakah yang melupakan keluarga karena ambisi dalam bekerja?

https://bola.kompas.com/read/2017/08/14/06160048/belajar-mengabdi-untuk-keluarga-dari-stefano-lilipaly-dan-johan-cruyff

Terkini Lainnya

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Sports
Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Liga Inggris
Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke